REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan, anggota BUMN Pangan yakni PT Sang Hyang Seri sedang berupaya melakukan restorasi lahan di Sukamandi, Kabupaten Subang. Restorasi mencakup lahan seluas 800 hektare dari total keseluruhan aset sebanyak 3.200 hektare.
Direktur utama PT Sang Hyang Seri Maryono optimistis restorasi tersebut dapat berhasil. Ia meyakini restorasi akan berdampak pada meningkatnya kesejahteraan para mitra petani setempat.
“Sejatinya, kualitas tanah pada lahan PT Sang Hyang Seri sekarang semakin turun dikarenakan eksploitasi tanah secara berlebihan yang mengakibatkan tanah menjadi asam dengan Ph 5,5. Tentu jika kualitas tanah tidak dibenahi akan berpengaruh pada hasil produksi beras yang tidak maksimal bahkan bisa di bawah rata-rata," kata Maryono.
PT Sang Hyang Seri dipercayai oleh negara untuk mengelola dan memperbaiki lahan tersebut. "Maka dari itu kami perlu melakukan perbaikan baik dari segi teknis maupun tata kelola yang akan diterapkan tata cara budidaya padi yang benar mulai dari pengolahan tanah, persemaian, pertanaman, perawatan, panen, hingga pascapanen. Kami opitimistis hal tersebut akan berhasil,” ujar Maryono.
Dalam program restorasi lahan ini, PT Sang Hyang Seri dipastikan bekerja sama langsung dengan petani di sekeliling areal dan tidak melewati pihak kedua atau pihak-pihak lain yang berpotensi dapat merugikan petani maupun PT Sang Hyang Seri. Karena pada realitas di lapangan selama ini ada oknum lain yang merasa dirugikan dengan kerja sama pola langsung antara PT Sang Hyang Seri dengan petani, yang berlanjut dengan melakukan protes pelaksanaan program restorasi.
“PT Sang Hyang Seri dalam menjalankan program restorasi lahan ini tentunya akan selalu bersinergi dengan para petani yang memang terdaftar dengan kami secara sah sehingga segala kegiatan akan transparan dan termonitor. Pihak-pihak yang mengambil hak para petani kami akan kami tindaklanjuti. Kebutuhan petani akan selalu menjadi tanggung jawab kami dan kami PT Sang Hyang Seri akan selalu berlandaskan Good Corporate Governance,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, program restorasi akan tetap melibatkan petani sebagai mitra yang akan mendapat dukungan saprodi selain perbaikan kondisi lahan. Secara finansial pun diharapkan terjadi peningkatan pendapatan baik bagi PT Sang Hyang Seri maupun bagi petani melalui peningkatan produktivitas hasil panen.
Sejalan dengan pernyataan dari PT Sang Hyang Seri, salah satu petani lahan PT Sang Hyang Seri mengeluhkan hasil panen yang mereka dapatkan tidak sampai 5 ton/hektare. Petani tersebut juga baru mengetahui bahwa kerugian dan pencapaian panen tidak maksimal ini karena kualitas lahan yang buruk akibat kandungan organik yang rendah, dari imbauan PT Sang Hyang Seri serta tim konsultan perguruan tinggi.
“Sekarang hasil panen dalam satu hektare lahan kami cuma 3 sampai 5 ton yang turun jauh dari dulu-dulu yang seharusnya bisa sampai 9 ton/hektare. Kami juga baru tahu bahwa ternyata lahan Sang Hyang Seri sudah kurang layak untuk digunakan dari imbauan perusahaan bersama konsultan perguruan tinggi,” ucapnya.
Sejalan dengan pernyataan petani, Kepala Desa Ciasem Girang Kabupaten Subang, Tahroni, mengatakan desanya sebagai desa penyangga yang berbatasan langsung dengan lahan PT Sang Hyang Seri mendukung program restorasi lahan. “Warga kami mendukung program yang dilakukan PT Sang Hyang Seri karena akan meingkatkan pendapatan dan program swakelola tidak akan menelantarkan petani di desa kami. Karena PT Sang Hyang Seri tetap melibatkan petani,” kata Tahroni.