REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah tertunda hampir 2 tahun karena pandemi Covid-19, desainer kenamaan Didi Budiardjo akhirnya menghelat fashion show bertajuk "Bedtime Dream" di Ballroom Hotel Mulia, Jakarta, belum lama ini. Lewat 55 set rancangannya, Didi berhasil mengajak audience untuk berkelana ke tempat tak terduga di alam mimpi.
Mulai dari ke masa-masa Victorian, tetapi bergaya Chinoiserie. Ke sebuah pesta, tetapi berunsur piyama. Hingga ke Shanghai namun terbawa gaya Queen Victoria. Semua itu dikemas dengan apik dalam pagelaran busana selama hampir 60 menit tersebut.
Rancangannya terdiri atas daywear, eveningwear, cocktail dress, dalam mood pakaian bergaya androgini dan juga ultra-feminine, menggunakan warna dan motif yang bebas bagai sebuah mimpi tanpa batas. Semua rancangan diproyeksikan ke suasan romantis dan glamor, dari kemewahan yang paling minimal hingga yang paling grand.
"Glamour romantis its my blood. Jadi koleksi sekarangpun akan tetap kental nuansa itu," kata Didi dalam konferensi pers, belum lama ini.
"Bedtime Dreamer" dirancang menggunakan bahan-bahan seperti velvet, jacquard, chinoiserie, dan guipure. Bahan-bahan tersebut ia tambahkan lagi dengan segala ornamentasi beading, fringe, dan diamante, sehingga motif pada bahan dasar yang digunakan menjadi bercerita lebih dramatis dan dreamy.
Untuk koleksi terbarunya ini, Dudu Budiardjo tetap menciptakan satu benang merah untuk koleksi terbarunya ini yaitu kemodernan dan kemudahan berpakaian layaknya era tahun 90an. "Saya memulai karir di era 90-an, dan kemudahan berpakaian di era itu terus melekat dalam nafas kreativitas saya," jelas dia.
Didi juga membawa spirit keberagaman dalam rancangan busana yang dipamerkan. Keberagaman itu ia terjemahkan lewat koleksi yang atraktif dan merangkul berbagai selera fashion setiap perempuan.
"Setiap wanita punya mimpi tentang gaun impiannya. Itu sesuatu yg ingin saya tawarkan kepada para perempuan yang beragam," kata Didi.