REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Final Liga Champions tahun ini pada Mei lalu menyisakan insiden yang kurang mengenakan di luar lapangan, yang mmana Real Madrid menjadi juara dalam final di Paris, Prancis. Final Liga Champions di Parc des Princes itu diwarnai keributan, akibat perlakukan polisi terhadap pendukung Liverpool, saat mereka berusaha masuk dan keluar stadion, baik sebelum dan sesudah pertandingan.
Insiden tersebut membuat pertandingan final molor selama setengah jam. Kini, setelah hampir dua bulan sejak 28 Mei, kepala polisi Paris, Didier Lallement pun melepas jabatannya. Didier mengeklaim masih 'terluka' oleh peristiwa malam itu, yang diakibatkan dari kesalahan yang dia dan rekan-rekannya.
Pria berusia 65 tahun itu telah menerima tanggung jawab penuh atas kesalahan manajemen polisi atas situasi tersebut. Polisi sempat mencoba menyalahkan para penggemar Liverpool karena tiba di Stade de France tanpa tiket. Bahkan mereka sempat mengeklaim telah beredar 30 ribu tiket palsu.
Polisi menyemprot penggemar Liverpool dengan gas air mata dan mengadang kelompok besar di sekitar area stadion. Menurut sebuah laporan senat Prancis, penggemar Liverpool secara tidak adil disalahkan atas apa yang terjadi.
''Saya masih terluka oleh kegagalan malam itu di Stade de France. Malam itu kami menyelamatkan nyawa, tapi reputasi negara rusak. Bendera Prancis ternoda dan itu membuat saya sakit, itu adalah tanggung jawab yang harus saya pikul,'' kata Didier, dikutip dari Marca, Jumat (22/7/2022).