Jumat 22 Jul 2022 07:56 WIB

Mahasiswa Internasional UMM Diminta Pahami Budaya Indonesia

Ada lebih dari 120 mahasiswa asing yang sedang menempuh studi di UMM

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang, (ilustrasi). UMM mengajak mahasiswa internasionalnya untuk memahami budaya Indonesia.
Universitas Muhammadiyah Malang, (ilustrasi). UMM mengajak mahasiswa internasionalnya untuk memahami budaya Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dalam rangka merekatkan silaturahim, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengajak mahasiswa internasionalnya untuk berdiskusi dan makan siang bersama di Rayz hotel UMM pada Selasa (19/7/2022) lalu. Pada acara ini, Rektor UMM Fauzan mengajak mereka untuk tidak hanya belajar dengan baik tetapi juga ikut dalam kegiatan masyarakat di masing-masing tempat tinggal termasuk pengetahuan terkait budaya Indonesia khususnya Malang.

Fauzan mengatakan kantor International Relation Office (IRO) UMM nantinya bisa mengajak para mahasiswa untuk melakukan semacam studi tur budaya. Mereka bisa mengunjungi objek-objek budaya seperti sanggar tari, topeng Malangan atau yang lainnya. "Jadi saudara tidak hanya fokus belajar akademik, tetapi juga mengetahui kultur Indonesia yang melimpah,” kata Fauzan.

Baca Juga

Fauzan juga menjelaskan terkait program UMM PASTI yang terus digalakkan Kampus Putih. Ia yakin, para mahasiswa internasional ini bisa menjalani perkuliahan dengan baik dan lulus tepat waktu. Dalam hal ini termasuk dengan menjadi seorang lulusan yang mandiri. Caranya yakni membekali diri dengan kemampuan akademik dan kemampuan kepemimpinan yang mumpuni.

Ia berharap proses belajar yang ada di UMM bisa membawa mahasiswa internasional ke masa depan yang lebih baik. Kemudian juga bisa menjadi jalan untuk mengembangkan kerja sama internasional yang lebih luas. Hal ini terutama melalui para mahasiswa asing dan alumni yang sudah berkarya di berbagai negara.

Pada kesempatan yang sama, Kepala IRO UMM Latipun melaporkan, ada lebih dari 120 mahasiswa asing yang sedang menempuh studi sarjana, magister dan doktoral di UMM. Sekitar 30 di antaranya sedang berada di Indonesia, sementara sisanya masih berkuliah secara daring. Adapun mereka berasal dari 30-an negara seperti Jepang, Korea Selatan, Iran, Afganistan dan lain-lain.

Latipun mendorong para mahasiswa internasional untuk bisa menyelesaikan studi tepat waktu. Hal ini dimulai dengan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Kemudian dilanjutkan dengan jenjang pendidikan yang ditempuh.

Untuk sarjana, harus melalui satu tahun BIPA lalu empat tahun proses studi. Sementara itu, untuk pendidikan magister juga harus ikut BIPA dilanjutkan dua tahun masa studi. "Pun dengan doktoral yang ikut BIPA selama satu tahun dan mampu menyelesaikan studinya selama 3,5 tahun,” ungkap Latipun.

Pihaknya juga selalu siap untuk membantu mahasiswa asing terutama terkait keimigrasian. Ia juga berharap mereka tidak takut untuk berkonsultasi atau bertanya jika terjadi sesuatu. Lalu juga dapat berkomitmen untuk belajar dan menyelesaikan studinya di Kampus Putih UMM.

Hal menarik disampaikan oleh mahasiswa asing asal Iran, Farzaneh Gholamhossein. Menurutnya, UMM merupakan universitas besar yang teroganisir dengan sangat baik. Beberapa temannya bahkan menyarankannya untuk belajar di UMM karena reputasi internasional yang dimilikinya.

"Salah satunya raihan Universitas Islam Terbaik Dunia yang diraih Kampus Putih beberapa waktu lalu," katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika, Jumat (22/7/2022).

Menurut dia, ini menjadi kesempatan yang bagus untuknya belajar banyak hal tentang Indonesia. Dia mengaku tidak akan melewatkan kesempatan ini dengan sia-sia. Ia juga akan sering berkunjung ke beberapa objek dan tempat-tempat menarik lain di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement