REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PB Wanita Al Irsyad bersama Kementerian Agama (Kemenag) dan sejumlah lembaga membentuk Sekolah Ibu Muda.
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Wanita Al Irsyad, Fahimah Abdul Kadir Askar, mengatakan Sekolah Ibu Muda dilakukan untuk menghasilkan hal positif dan menebarkan ilmu mengenai pertahanan keluarga.
“Mudah-mudahan kegiatan yang didatangi dengan niat ikhlas dan semangat ini dapat menghasilkan hal positif dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua,” kata Fahimah dalam sambutannya di live streaming Sekolah Ibu Muda: Rambu-Rambu dalam Rumah Tangga untuk Ketahanan Keluarga Moderasi Beragama, Kamis (21/7/2022).
Dia mengatakan, Muslimah di seluruh dunia, terkhusus Indonesia, mengalami banyak tantangan dan tuntutan zaman yang besar sehingga peningkatan kualitas Muslimah ini dinilai membutuhkan wadah yang profesional. Untuk itu dia menyebut, Al Irsyad merasa terpanggil untuk membentuk Sekolah Ibu Muda.
Pesan tentang ketahanan keluarga dan juga moderasi beragama sangatlah penting. Di mana diharapkan antara teks dan konteks bisa dipahami sepadan, bisa berkolerasi dengan ketahanan keluarga.
Dia melanjutkan, dalam ikatan perkawinan yang nantinya melahirkan keturunan berbangsa maka hadirnya Sekolah Ibu Muda ini dinilai dapat menjadi wadah yang strategis bagi kaum Muslimah Indonesia.
“Dengan adanya Sekolah Ibu Muda ini, kami berharap tercipta struktur rumah tangga kelak. Diharapkan dapat terbina keluarga yang hebat dan tercipta ketahanan nasional yang kuat,” kata dia.
Dalam Sekolah Ibu Muda, kata Fahimah, PB Al Irsyad pun menyediakan layanan konseling atas beragam persoalan yang membuat Muslimah mengalami banyak kesulitan yang terjadi di keluarga. Wanita Al-Irsyad, menurut dia, merasa penting menyediakan layanan kepada keluarga Muslim.
Selain itu, Sekolah Ibu Muda menyediakan pemahaman mengenai komunikasi keluarga, komunikasi kesehatan dalam keluarga, hingga bagaimana Muslimah dapat mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya.
Ketua Departemen Dakwah PB Wanita Al Irsyad, Fairus Abdillah Hatim, menambahkan pernikahan adalah suatu ibadah yang paling panjang. Berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain, seperti sholat, zakat, hingga puasa. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang dalam tentang makna pernikahan dan juga tujuannya.
“Pernikahan dalam agama kita itu adalah pesan yang besar. Sehingga disebutkan, niat yang agung, perjanjian yang berat, sakral, dan ini tidak mudah. Oleh karenanya, kita harus paham betul,” kata dia.
Melalui program Sekolah Ibu Muda, dia berharap kaum Muslimah bisa sama-sama untuk belajar dan mengerti bahwa ibadah ini membutuhkan kesabaran yang besar.
Selain itu, sekolah ini juga senantiasa menekankan pembelajaran bagaimana memahami pasangan. Sekolah Ibu Muda juga dilengkapi dengan layanan konsultasi yang diisi oleh para konsultan yang kompten di bidangnya. “Insya Allah, mudah-mudahan, Sekolah Ibu Muda ini dapat menjadi program nasional,” kata dia.
Ujung tombak bangsa
Kasubag Bimas Agama Kemenag, Rizki Riyadu Taufiq, mengatakan perempuan dan kaum ibu menjadi tokoh sentral dalam melahirkan ketahanan keluarga dan moderasi beragama di ranah yang paling dasar. Di mana perempuan harus bisa menjadi pengayom dan titik tengah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Ketahanan keluarga ini sangat berpengaruh besar kepada ketahanan bangsa. Tantangan kita saat ini adalah radikalisme, terorisme, jadi kontkesnya bisa luas,” ujarnya.
Untuk itu dia menilai, hadirnya Sekolah Ibu Muda harus dijalankan secara proporsional untuk melakukan hal-hal yang berkaitan dengan program pemberdayaan kaum ibu. Dia memberikan contoh bagaimana kaum ibu memiliki peran sentral memperkenalkan perbedaan yang ada dalam bingkai Indonesia.
“Kita jangan sampai terkotak-kotakan, mundur ke belakang. Karena negara kita ini banyak sekali perbedaan, apabila sejak kecil anak kita itu kita didik untuk memahami perbedaan, maka kita bisa menghasilkan generasi berkualitas yang dapat mengukuhkan bangsa,” ujarnya.