REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Provinsi Aceh Safuadi mengatakan kerupuk mulieng dari buah melinjo produk usaha kecil menengah dan mikro (UMKM) di daerah itu mampu menembus pasar Australia. "Walau jumlah yang diekspor belum begitu banyak, namun permintaan pasar kerupuk melinjo produk UMKM Aceh ke Australia sudah ada. Kami siap memfasilitasi UMKM yang ingin ekspor, seperti kerupuk mulieng," kata Safuadi di Banda Aceh, Jumat (22/7/2022).
Safuadi mengatakan saat ini sudah ada distributor yang siap memasarkan kerupuk melinjo tersebut di Australia. Pusat distributornya ada di Kota Sydney.
Untuk tahap awal, kata Safuadi, jumlah produk yang dikirim sebanyak 75 kilogram per bulan. Ke depan diharapkan akan meningkat setiap bulannya. Sebab, produk yang dipasarkan ini masih mentah, belum dimasak. "Tentu butuh waktu bagi konsumen di Australia untuk mengkonsumsinya karena harus dimasak terlebih dahulu. Sebab, kerupuk melinjo yang diekspor ke Australia tersebut belum siap makan," ujarnya.
Safuadi mengatakan pihak distributor menyatakan akan memasarkan kerupuk produk UMKM Aceh tersebut ke kota-kota di seluruh Australia. Saat ini, respons pasar Australia terhadap kerupuk tersebut cukup baik.
Dan ini, kata Safuadi, merupakan kesempatan bagi UMKM membuka pasar di Australia untuk produk lainnya, seperti bumbu makanan, suvenir, komoditas pertanian dan perkebunan serta lainnya. "Kami akan memfasilitasi UMKM yang berkeinginan menjual produknya keluar negeri. Ada beberapa UMKM sudah melakukan seperti ekspor bumbu masakan Aceh ke Denmark dan lainnya," kata Safuadi.