Sabtu 23 Jul 2022 06:11 WIB

Wagub DKI: Pengaturan Jam Kerja Perlu Libatkan Pemangku Kepentingan

Pengaturan jam kerja akan terkait pula dengan pembangunan transportasi terintegrasi.

Sejumlah karyawan perkantoran di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas wacana pengaturan jam kerja untuk mengurai keoadatan jalanan.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Sejumlah karyawan perkantoran di Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membahas wacana pengaturan jam kerja untuk mengurai keoadatan jalanan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Polda Metro Jaya harus berdiskusi dengan pihak pemangku kepentingan (stakeholders) untuk membahas aturan jam kerja perkantoran. Diskusi tersebut termasuk dengan pemerintah pusat dan pihak swasta.

"Ini tidak bisa dibahas secara internal antara Polda dengan Pemprov. Tapi juga harus didiskusikan bersama dan dibahas dengan semua stakeholders, oleh pemerintah pusat dengan pihak swasta," ujar Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Taman Impian Jaya Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, Riza mengatakan akan tetap menghormati dan menghargai adanya usulan pengaturan jam masuk kantor dari Polda Metro Jaya tersebut. "Kami menghormati, menghargai usulan dari Polda, terkait usulan pengaturan jam masuk kantor, mungkin juga sekolah ya," ujar Riza.

Prinsipnya, Pemprov DKI terus mengupayakan pembangunan transportasi yang terintegrasi untuk menjadikan sarana publik yang maju dan terintegrasi. Integrasi tidak hanya moda transportasinya, tapi juga tiketnya. Mulai dari Kereta Komuter, kemudian juga MRT, LRT, TransJakarta, sampai mikrobus, mikrolet, bahkan sampai ojek daring,

Semua itu diintegrasikan seluruhnya agar memudahkan perjalanan warga menuju Jakarta. Kemudian akses pejalan kaki melalui trotoar juga diperluas dan diperlebar, jalur sepeda juga diperpanjang, tujuannya agar semua yang hadir ke Ibu Kota mendapatkan keadilan yang setara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement