Sabtu 23 Jul 2022 06:17 WIB

Operasional Pesawat Tempur T-50i Golden Eagle Dihentikan Sementada

TNI masih terus menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tempur T-50i Golden Eagle.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Indira Rezkisari
Seorang istri prajurit TNI AU menenangkan Dianka Firsta Brestianti (kedua kiri) istri penerbang Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi saat pemberangkatan jenazah ke Jakarta dari persemayaman di Hanggar Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Selasa (19/7/2022). Pesawat tempur Golden Eagle yang berpangkalan di Skadron Udara 15 mengalami kecelakaan saat latihan terbang malam dan mengakibatkan Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal dunia.
Foto: ANTARA/Siswowidodo
Seorang istri prajurit TNI AU menenangkan Dianka Firsta Brestianti (kedua kiri) istri penerbang Pesawat T-50i Golden Eagle TT-5009 Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi saat pemberangkatan jenazah ke Jakarta dari persemayaman di Hanggar Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi, Magetan, Jawa Timur, Selasa (19/7/2022). Pesawat tempur Golden Eagle yang berpangkalan di Skadron Udara 15 mengalami kecelakaan saat latihan terbang malam dan mengakibatkan Lettu Pnb Allan Safitra Indra Wahyudi meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan, TNI Angkatan Udara (AU) masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat latih tempur T-50i Golden Eagle di Blora, Jawa Tengah, Senin (18/7/2022) malam. Andika menuturkan, operasional seluruh pesawat jenis serupa pun untuk sementara dihentikan sementara hingga proses penyelidikan rampung.

"Jadi kita memang masih terus menyelidiki (penyebab jatuhnya pesawat). Angkatan udara sudah untuk sementara meng-grounding semua pesawat T-50 dulu, sampai penyelidikan benar-benar tuntas," kata Andika di Markas Kolinlamil, Jakarta, Jumat (22/7/2022).

Baca Juga

Andika menyebut, ia juga telah berkomunikasi dengan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo dan jajaran TNI AU. Tujuannya untuk meneliti berbagai kemungkinan yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat bernomor ekor TT-5009 itu.

"Jadi penyebab ini kan kemungkinannya ada human error, kemudian ada juga aircraft-nya, ada juga manajemen, dan ada juga media, atau weather atau cuaca. Ini yang sedang kami teliti," ungkap dia.

Di sisi lain, mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini turut menyoroti perbedaan manuver pesawat T-50i Golden Eagle yang jatuh di Blora, Jawa Tengah, dengan insiden pesawat serupa beberapa tahun sebelumnya. Menurut dia, dari sisi manuver, kedua kecelakaan itu memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Ia menilai, manuver yang dilakukan pada insiden sebelumnya sangat sulit.

Untuk diketahui, pesawat T-50i juga sempat jatuh saat sedang melakukan solo aerobatik udara pada acara Gebyar Dirgantara yang digelar di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Ahad (20/12/2015) silam. Dua penerbang yang mengawaki pesawat bernomor ekor TT 5007 itu, yakni pilot Letnan Kolonel Marda Sarjono dan kopilot Kapten Dwi Cahyadi meninggal dalam insiden nahas tersebut.

"Tapi kemarin (18/7/2022) ini sebetulnya tidak ada dalam segi manuver peswat, memang dalam posisi turning outbound kemudian ke inbound, dari jauh kemudian mendekati kembali. Tetapi dalam latihan malam hari itu memang bukan seharusnya gerakan yang terlalu dikhawatirkan," jelas Andika.

Sebelumnya diberitakan, pesawat tempur latih jenis T-50i Golden Eagle jatuh saat melakukan latihan terbang malam pada Senin (18/7/2022). Pesawat yang diterbangkan oleh Kapten Pnb (Anm) Allan Safitra Indra itu lepas landas dari Lanud Iswahjudi Madiun, Jawa Timur sekitar pukul 18.24 WIB.

Namun, setelah kurang lebih satu jam mengudara, pesawat itu hilang kontak hingga akhirnya dilaporkan jatuh di Desa Nginggil, Kradenan Blora, Jawa Tengah. Allan merupakan perwira penerbang lulusan AAU tahun 2015 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 2017.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement