Sabtu 23 Jul 2022 07:08 WIB

Macam-Macam Rezeki

Semua makhluk mempunyai jatah rezeki dari Allah SWT.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Rezeki/Ilustrasi
Foto: wordpress.com
Rezeki/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua makhluk mempunyai jatah rezeki dari Allah SWT. Macam-macam bentuknya. Ada yang berupa makanan, minuman, harta, kebahagiaan, perlakuan baik, nikmat yang membuat hati kita terenyuh, dan segala baikan yang kita dapatkan.

Karena itu, tak selamanya rezeki itu harta. Bukan sekadar uang, rumah mewah, perhiasan, permata, surat berharga, atau segala harta gana-gini. Ada bentuk rezeki yang abstrak, seperti perlakuan baik orang lain kepada kita, keselamatan ketika menumpangi kendaraan, padahal kita seharusnya menumpangi kendaraan yang berangkat lebih dahulu, dan ternyata meng alami kecelakaan. Masya Allah...

Baca Juga

Melalui Alquran, Allah berfirman ratusan kali tentang rezeki agar menjadi perhatian bersama. Ada 123 ayat Alquran me nyebut istilah tersebut. Sebanyak 61 di an taranya ber ben tuk kata kerja. Misalnya, wa kuluu mimmaa razaqakumullah halaalan thayyibaa. Artinya, dan makanlah apa-apa yang direzeki kan ke padamu yang halal dan baik (al-Maidah:88) Sisanya 62 ayat menyebut rezeki dalam bentuk kata benda. Con tohnya, Kuluu wasyrabuu min rizqillah. Artinya makan dan minumlah dari rezeki Allah (al-Baqarah: 60).

Baik dicari atau tidak, kalau sudah waktunya datang, maka rezeki itu akan tiba kepada kita. Kitab Mawaizh Ushfuriyah memuat kisah sufi agung Ibrahim bin Adham (718-782). Saat menunggangi kuda, dia menyaksikan seekor burung mengambil potongan roti dengan paruhnya. Kemudian terbang menuju dataran tinggi. Tak hanya sekali, burung itu melakukan hal sama berkali-kali.

Ibrahim kala itu penasaran dengan kelakuan si makhluk bersayap. Ketika burung itu mengepakkan sayap dan terbang, Ibrahim memacu kudanya mengikuti ke mana dia membelah langit. Ternyata menuju area perbukitan. Ibrahim terus mengarahkan kudanya ke sana.

Ketika sampai di dataran tinggi, burung itu mendarat. Ibrahim menjaga jarak, lalu turun dari kuda dan melangkahkan kaki perlahan, sampai dia melihat si burung yang berjalan men dekati seseorang yang terbaring. Dengan paruhnya yang kecil, si burung menyuap potongan roti tadi ke mulut orang yang terkulai tak berdaya.

Orang itu adalah musafir yang dirampok sehingga perbekalannya habis, tapi dia tetap hidup dalam keterbatasannya, karena Allah terus memberikan rezeki kepadanya.

Kisah ini adalah bukti bahwa setiap makhluk pasti mendapatkan rezeki. Tak perlu tergesa-gesa, apalagi ngoyo mencari rezeki, seakan rezeki itu terbatas. Sekali lagi, bukan begitu caranya. Pasrahkan saja ke pada Allah.Rezeki akan datang. Imam Hasan al-Bashri (641-728) berkata, Allah me milihkan dan memberikan rezeki yang baik kepada hamba, tapi orang tersebut terka dang tak mengetahui hal itu karena ia bodoh.

Maksud ungkapan ini adalah, ada saja orang yang tak menyadari rezeki yang sam pai kepa danya adalah pilihan yang terbaik. Orang seper ti itu merasa kurang dan berangan-angan, se harusnya men dapatkan yang lebih. Selalu me minta yang banyak, rakus, jauh dari qanaah.Kasihan orang seperti ini. Yang seharusnya dia mendapatkan berkah sehingga bersyukur dan berkecukupan, malah menjadi kurang dan berujung pada kufur nikmat. Nauzubillah.

Mungkin kita berharap Allah memberi kan hal lebih banyak, tapi malah sedikit, bahkan kurang untuk menutupi modal.Tapi kalau disyukuri, rezeki yang kecil itu adalah jalan untuk lebih dekat dengan Allah agar kita tak berharap harta melulu, dan jangan sampai ter perosok ke dalam jurang cinta dunia (hubbud dunya).

Bisa jadi rezeki yang kita anggap kecil itu berupa pendapatan yang tak seberapa, tapi orang-orang yang membersamai kita itu tulus mendukung kita, senyum kepada kita, dan selalu berbuat baik kepada kita.Ditambah lagi pasang an hidup, anak-anak, dan keluarga kita sehat se muanya dan memberikan dukungan psi kologis yang menenangkan hati. Itu semua adalah rezeki yang mahal, melampaui nilai in trinsik uang.

Allah memedulikan, bahkan mencintai kita dengan cara-Nya, yang terkadang atau bahkan sering tak kita ketahui. Kita harus selalu ber prasangka baik kepada- Nya, berzikir kepada-Nya, memohon ampunan-Nya sehingga batin ini memahami hikmah segala sesuatu yang Dia rezekikan kepada kita. Selalu bersyukur dan bermunajat kepadanya, baik dalam keadaan ba hagia maupun penuh derita. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement