Ahad 24 Jul 2022 00:03 WIB

Gara-gara Elon Musk, Twitter Rugi Rp 4,054 Triliun

Elon Musk batal membeli Twitter.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Halaman splash Twitter terlihat di perangkat digital, Senin, 25 April 2022, di San Diego. Gara-gara perseteruan dengan Elon Musk,  Twitter harus mengalami kerugian bersih sebesar 270 juta dolar AS atau setara Rp 4,054 triliun.
Foto: AP Photo/Gregory Bull
Halaman splash Twitter terlihat di perangkat digital, Senin, 25 April 2022, di San Diego. Gara-gara perseteruan dengan Elon Musk, Twitter harus mengalami kerugian bersih sebesar 270 juta dolar AS atau setara Rp 4,054 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK — Gara-gara perseteruan dengan Elon Musk, Twitter harus mengalami kerugian. Twitter harus menghabiskan hingga 33 miliar dolar AS atau setara Rp 495,462 triliun (kurs Rp 15.014 per dolar AS) pada kesepakatan yang diusulkan Elon Musk untuk membeli perusahaan antara April dan Juni 2022.

Twitter juga mencatat jumlah pengguna harian bulanannya telah meningkat menjadi 237 juta. Hanya saja, dikutip dari BBC, Jumat (22/7/2022) Twitter melaporkan kerugian bersih sebesar 270 juta dolar AS atau setara Rp 4,054 triliun yang lebih buruk dari yang diharapkan.

Baca Juga

Musk telah berubah pikiran tentang pembelian tersebut. Lalu saat ini tanggal pengadilan sekarang ditetapkan untuk Oktober karena Twitter ingin memaksakan penjualan tersebut.

Ada biaya penghentian 1 miliar dolar AS yang berpotensi dipertaruhkan. Sementara Twitter menolak untuk membahas hasil keuangan terbarunya dengan alasan akuisisi yang tertunda. 

"Kami telah melakukan tinjauan internal terhadap sampel akun dan memperkirakan bahwa rata-rata akun palsu atau spam selama kuartal kedua 2022 mewakili kurang dari lima lersen pengguna aktif bulanan kami selama kuartal tersebut," kata perwakilan Twitter. 

Pada 2021, pendapatan Twitter mencapai 5 miliar dolar AS tetapi dalam 12 bulan terakhir harga sahamnya turun 45 persen. Analis Mike Proulx dari perusahaan Forrester mengatakan Twitter berada daam kondisi yang tidak baik. 

"Twitter sekarang memiliki pengakuisisi yang tidak lagi menginginkannya. CEO dan dewan direksi yang ingin menyingkirkannya dan basis karyawan yang terjebak di tengah-tengah semua itu. Korban sebenarnya dari semua drama ini adalah Twitter itu sendiri,” ungkap Proulx. 

Di sisi lain Twitter mengatakan pendapatan iklannya meningkat hanya 2 persen menjadi 1,08 miliar dolar AS. Sementara Meta dan perusahaan induk Google, Alphabet, akan melaporkan pendapatannya pekan depan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement