Ahad 24 Jul 2022 00:43 WIB

Di Tengah Sanksi Barat, AS Mengimpor Pupuk dari Rusia

Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama pupuk dunia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi). Sebuah kapal tanker yang membawa produk pupuk cair dari Rusia akan tiba di Amerika Serikat.
Foto: sustainabilityninja.com
Kapal Kargo pengangkut kontainer komiditi ekspor (ilustrasi). Sebuah kapal tanker yang membawa produk pupuk cair dari Rusia akan tiba di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah kapal tanker yang membawa produk pupuk cair dari Rusia akan tiba di Amerika Serikat. Dikutip dari Reuters, Jumat (22/7/2022) berdasarkan sumber dan data pelacakan, kapal menunjukkan dalam beberapa hari terakhir saat kekhawatiran meluas bahwa harga pupuk global setinggi langit dan dapat menyebabkan kelangkaan pangan.

Pemerintahan Presiden Joe Biden belum memasukkan daftar hitam komoditas pertanian Rusia, termasuk pupuk setelah invasi Ukraina. Namun, banyak bank dan pedagang Barat menghindari pasokan Rusia karena takut melanggar aturan yang berubah dengan cepat.

Baca Juga

Rusia dan Ukraina adalah eksportir utama pupuk, kunci untuk menjaga hasil jagung, kedelai, beras dan gandum tetap tinggi. Petani juga mengurangi penggunaan pupuk karena harga yang tinggi dan memangkas luas lahan yang akan mereka tanam.

Kapal tanker berbendera Liberia Johnny Ranger dijadwalkan tiba di New Orleans pada Senin membawa sekitar 39 ribu ton larutan urea amonium nitrat. Begitu juga dengan pupuk yang diproduksi dengan menggabungkan urea, asam nitrat, dan amonia.

Rincian tentang penjual dan pembeli belum tersedia. Sementara Departemen Keuangan AS dan badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menolak berkomentar.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan Amerika Serikat tidak pernah memberikan sanksi makanan atau barang pertanian dari Rusia. "Tidak seperti pemerintah Rusia, kami tidak tertarik mempersenjatai makanan untuk menciptakan krisis kemanusiaan dengan mengorbankan populasi yang rentan," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement