Sabtu 23 Jul 2022 21:21 WIB

Kuwait dan Bahrain Lega Ekspor Gandum Ukraina Dibuka Melalui Laut Hitam

Ekspor gandum Ukraina lewat Laut Hitam memastikan ketahanan pangan global.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Seorang petani di ladang gandum miliknya di Dnipropetrovsk, Ukraina, Senin, 4 Juli 2022. Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengumumkan bahwa, pejabat Turki, Ukraina, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mendirikan pusat koordinasi di Istanbul. Kuwait dan Bahrain Lega Ekspor Gandum Ukraina Dibuka Melalui Laut Hitam
Foto: AP Photo/Efrem Lukatsky
Seorang petani di ladang gandum miliknya di Dnipropetrovsk, Ukraina, Senin, 4 Juli 2022. Menteri Pertahanan Turki, Hulusi Akar mengumumkan bahwa, pejabat Turki, Ukraina, Rusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mendirikan pusat koordinasi di Istanbul. Kuwait dan Bahrain Lega Ekspor Gandum Ukraina Dibuka Melalui Laut Hitam

REPUBLIKA.CO.ID, KUWAIT CITY -- Kuwait dan Bahrain menyatakan kepuasan untuk kesepakatan dimulainya kembali ekspor gandum Ukraina melalui Luat Hitam. Kedua negara memuji peran Turki dan PBB dalam kesepakatan yang ditandatangai di Istanbul itu.

Kementerian Luar Negeri Kuwait mengatakan perjanjian tersebut merupakan langkah yang akan berkontribusi pada ketahanan pangan global dan penurunan harga pangan. "Ini, mudah-mudahan akan merupakan langkah yang akan mengarah pada resolusi politik antara Ukraina dan Rusia," kata Kemenlu Kuwait, seperti dilansir Anadolu Agency, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri Bahrain meyatakan hal serupa yang memuji kesepaktan tersebut. Menurut Kemenlu Bahrain, ini adalah langkah penting untuk memastikan ketahanan pangan, terutama bagi negara-negara yang terkena dampak negatif karena penghentian ekspor gandum Ukraina karena perang yang sedang berlangsung.

"Negosiasi dan dialog adalah cara terbaik untuk mencapai solusi konstruktif untuk masalah-masalah yang diperdebatkan antara kedua negara, termasuk gencatan senjata dan penyelesaian konflik secara damai untuk meningkatkan keamanan dan stabilitas di arena Eropa dan global," katanya.

Ukraina dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai "keranjang roti" global. Ukraina merupakan pengekspor gandum terbesar kelima di dunia. Pejabat PBB pada Juni memperingatkan keamanan pangan dunia yang terancam karena perang Rusia di Ukraina.

Menurut mereka itu menimbulkan ancaman kelaparan, destabilisasi dan migrasi massal di seluruh dunia saat Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam yang biasanya mengirim biji-bijian ke dunia. Dipuji secara internasional atas peran mediatornya, Turki berkoordinasi dengan Moskow dan Kiev untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian global yang telah lama terhenti karena perang.

 

https://www.aa.com.tr/en/middle-east/kuwait-bahrain-express-contentment-for-grain-deal/2643855

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement