Ahad 24 Jul 2022 10:03 WIB

Menuju Nol Karbon Emisi, Operasional PKT Kini Gunakan Motor Listrik

PKT targetkan raih pengurangan emisi karbon 30 persen pada 2030

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Logo Pupuk Kaltim. Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), mulai menggunakanunakan motor listrik untuk aktivitas dan kegiatan operasional di lingkungan perusahaan.
Foto: facebook.com/pupukkaltim
Logo Pupuk Kaltim. Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), mulai menggunakanunakan motor listrik untuk aktivitas dan kegiatan operasional di lingkungan perusahaan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota holding Pupuk Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT), mulai menggunakanunakan motor listrik untuk aktivitas dan kegiatan operasional di lingkungan perusahaan.

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan perusahaan menargetkan net zero carbon emission pada 2050 dengan pengurangan emisi karbon sebesar 30 persen pada dekade pertama pada 2030.

"Penggunaan motor listrik ini salah satu langkah awal yang direalisasikan PKT untuk mengurangi emisi bahan bakar dari kendaraan operasional perusahaan, disamping upaya lain seperti pembangunan pabrik soda ash, pengaktifan urea 1 hingga carbon circuits station," ujar Rahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (24/7).

Rahmad menyampaikan realisasi net zero carbon emission akan terus dikembangkan guna menekan penggunaan energi fosil di lingkup bisnis perusahaan. Secara bertahap, seluruh kendaraan operasional yang masih menggunakan energi fosil akan diganti.

Menurut Rahmad, hal ini juga wujud komitmen PKT terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang terus dikedepankan dalam menciptakan pertumbuhan usaha, sekaligus membangun keseimbangan kinerja pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan begitu, ucap Rahmad, manfaat tak hanya berdampak bagi pertumbuhan perusahaan, tapi juga menitikberatkan pada aspek keberlanjutan hingga kemandirian masyarakat yang sesuai dengan kaidah ESG.

Terlebih dengan masuknya PKT dalam Top 3 global rating ESG untuk kategori agriculture chemical berdasarkan penilaian Sustainalytics, menjadi tantangan bagi PKT untuk terus melakukan pengembangan bisnis dengan pengelolaan ESG yang semakin baik.

"Untuk itu, kita wajib memastikan PKT terus memberikan manfaat tak hanya bagi karyawan tapi juga masyarakat sekitar dan bumi," lanjut Rahmad.

Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto, mengapresiasi langkah PKT menekan penggunaan energi fosil dalam aktivitas perusahaan, guna mendukung tercapainya target Net Zero Emission Indonesia 2060 dan bebas emisi karbon di tahun 2030. Menurut Nugroho, hal ini menjadi tonggak awal dimulainya kontribusi perusahaan di lingkungan Pupuk Indonesia Grup dalam mencapai target net zero carbon emission, yang sejalan dengan upaya dekarbonisasi yang dicanangkan Pupuk Indonesia.

"PKT sudah mengawali dengan pemasangan solar panel di lingkungan kantor, yang dikontribusikan untuk mendukung dekarbonisasi. Kita harus kembangkan dengan lebih baik lagi ke depannya," kata Nugroho.

Nugroho mengatakan, Pupuk Indonesia akan terus mendukung kesinambungan upaya PKT dalam menekan emisi karbon. Ia berharap hal ini juga diikuti seluruh perusahaan di lingkungan Pupuk Indonesia Grup.

Nugroho mengatakan emisi karbon banyak dihasilkan dari aktivitas bisnis perusahaan seperti operasional pabrik urea dan amoniak, sehingga realisasi program dalam mencapai net zero carbon emission 2030 bisa terus dikembangkan oleh seluruh anak usaha Pupuk Indonesia, utamanya mengganti fosil dengan energi terbarukan.

"Gagasan PKT ini menjadi awal bagi kita dalam mendukung dekarbonisasi di lingkungan PI Grup. Meski bukan hal mudah, tapi kita optimis mampu mencapai target tersebut di tahun 2030," harap Nugroho.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement