REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Balai Taman Nasional Kepulauan Togean (BTNKT) menyebut adanya kegiatan transplantasi karang di Togean, Kabupaten Tojo Una-una, Sulawesi Tengah, merupakan agenda rutin untuk kepentingan konservasi dan keberlanjutan ekosistem laut. "Setiap tahun kami melakukan transplantasi. Kegiatan ini terus berkesinambungan yang melibatkan warga kepulauan, Pemerintah Daerah, pemangku kepentingan maupun pihak lainnya," kata Kepala BTNKT Bustang yang dihubungi dari Palu, Ahad (24/7/2022).
Ia menjelaskan, BTNKT sebagai otoritas ditugaskan Pemerintah Pusat menjaga kawasan lindung di darat maupun laut terbuka bekerja sama dengan para pihak untuk menjaga dan merawat ekologi. Karena tanaman nasional, tidak hanya sebagai objek dilindungi dari kegiatan merusak alam, tetapi juga dimanfaatkan sebagai pariwisata serta pengembangan ilmu pengetahuan.
"Enam bulan ke depan kami sudah mengagendakan transplantasi dengan sasaran area kurang lebih tiga hektare," ujar Bustang.
Ia mengemukakan, sasaran transplantasi tentunya pada area-area mengalami degradasi dipengaruhi faktor alam. Sehingga penting dilakukan upaya peremajaan terhadap terumbu karang yang rusak.
Menurut dia, terumbu karang memiliki banyak manfaat bagi kelangsungan makhluk hidup, tidak terkecuali manusia yang menggantungkan mata pencaharian mereka di laut.
"Karang yang sehat akan menjadi tempat berlindung bagi ikan dan biota laut lainnya. Selain itu juga berfungsi sebagai pelindung pesisir dan pantai dari terjangan ombak besar. Lalu secara ekonomis, nelayan lebih muda menangkap ikan dan tidak harus berlayar jauh dari pantai," tutur Bustang.
Ia memaparkan, intervensi pemulihan terumbu karang pada 2022 ditargetkan mencapai sembilan hektare perairan yang masuk di kawasan konservasi Kepulauan Togean. Secara kewenangan, katanya, BTNKT telah diberi tanggungjawab menjaga kurang lebih 363.150 hektare kawasan lindung, terdiri atas 20 hektare daratan dan sisanya perairan.
"Togean tidak hanya sekadar taman nasional, tetapi juga sebagai cagar biosfer. Artinya, dunia menginginkan kawasan ini tetap lestari untuk kepentingan makhluk hidup," kata Bustang.