Senin 25 Jul 2022 14:18 WIB

Bermitra dengan Petani, PG Glenmore Tingkatkan Produksi Gula Konsumsi

PT IGG dihadapkan tantangan pada proses budi daya tebu yaitu adanya badai La Nina.

Red: Budi Raharjo
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu mulai 9 Juni 2022.
Foto: Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Perser
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu mulai 9 Juni 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu mulai 9 Juni 2022.  

Per 21 Juli 2022, PT IGG telah menyerap lebih dari 199 ribu tebu hasil panen yang bersumber dari lahan HGU PT Perkebunan Nusantara XII dan Petani Tebu Rakyat (PTR). Dari jumlah tersebut, PT IGG mampu menghasilkan GKP atau gula konsumsi sebanyak 13.100 ton.  

Perbaikan produktivitas tanaman tebu di Pabrik Gula (PG) Glenmore meningkat secara signifikan. Per Juli 2022, realisasi produktivitas tebu sendiri (TS) mencapai 75 ton per hektare (ha), meningkat 16 persen dibandingkan tahun 2021. 

Direktur PT Industri Gula Glenmore, Yus Martin, menyatakan musim giling tahun ini sangat menantang, karena target penggilingan gula naik 124 persen dibandingkan 2021. "Namun, kami optimistis dapat menggiling 887 ribu ton, dengan hasil produksi 71 ribu ton GKP dengan kualitas terbaik," ujar dia.  

Yus mengatakan dalam jangka waktu 41 hari, dari 199.140 ton tebu yang digiling, mayoritas berasal dari wilayah Banyuwangi, Jember, dan sekitarnya. Bahan Baku Tebu (BBT) diperoleh dari areal PT Perkebunan Nusantara XII sebesar 90 persen dan sisanya 10 persen dari areal tebu rakyat. "Keseluruhan produksi gula konsumsi bermanfaat untuk mendukung dan memenuhi program pemerintah untuk merealisasikan swasembada gula nasional yang dicanangkan pemerintah," katanya.

Di sisi lain, PT IGG dihadapkan pada tantangan pada proses budi daya tebu yaitu adanya badai La Nina. Kondisi ini akan berdampak pada tingginya curah hujan, sehingga berdampak pada turunnya produktivitas hingga gagal panen. Terkait hal ini, PT IGG bersama PTPN XII akan melakukan langkah antisipasi dan berupaya meningkatkan produktivitas tebu. 

PT IGG sebagai anak usaha PTPN XII akan melakukan perbaikan sarana dan prasarana, baik di sektor on farm maupun off farm. Perbaikan berguna untuk menjaga konsistensi pasokan tebu, peningkatan keandalan pabrik, serta operational excellence di setiap proses bisnisnya. Salah satu strategi menjaga produktivitas tebu adalah pengawalan proses TMA (Tebang Muat Angkut). 

“Kami selalu berupaya agar operasional giling dapat berjalan dengan lancar dengan cara perawatan dari sisi on farm  serta melakukan perbaikan-perbaikan di berbagai mesin produksi dan pendukung pada saat off season kemarin,” ujar Yus.  

photo
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu mulai 9 Juni 2022. - (Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Perser)
 

Lebih lanjut, ia berharap, operasional giling tahun ini bisa berjalan lancar dan bisa memproduksi gula konsumsi dengan jumlah yang lebih banyak. Hal ini akan meningkatkan kapasitas serapan tebu dari kebun PTPN XII dan petani dan berujung pada dukungan kinerja PTPN Group kepada pemerintah terkait stabilisasi harga gula di pasar dalam negeri.

Hingga Kamis (21/7/2022), kinerja operasional Pabrik Gula (PG) Glenmore cukup menggembirakan. Kualitas produk GKP telah berstandar SNI serta bersertifikat halal. Gula konsumsi PG Glenmore terjamin keamanannya sehingga menepis kekhawatiran di mata konsumen.  

Selain itu, efisiensi operasional pabrik, meningkat dibanding tahun 2021. Hal ini tentunya sangat positif, dan terus dipertahankan sampai hingga akhir musim giling tahun 2022.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement