Senin 25 Jul 2022 14:45 WIB

Surya Paloh: Pemilu tak Hanya Alat Pergantian Pemimpin

Pemilu adalah perwujudan dari politik gagasan dan kompetisi yang penuh kedewasaan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berharap, pemilihan umum (Pemilu) 2024 tak hanya menjadi alat untuk mengganti pemimpin.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Ilustrasi. Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berharap, pemilihan umum (Pemilu) 2024 tak hanya menjadi alat untuk mengganti pemimpin.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menilai lazim jika partai politik mulai memanaskan mesinnya jelang menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024. Namun, ia berharap, kontestasi nasional tersebut tak hanya menjadi alat untuk mengganti pemimpin.

"Pemilu bukanlah sekadar ruang kontestasi dan pergantian pemimpin nasional. Pemilu adalah perwujudan dari politik gagasan dan kompetisi yang penuh kedewasaan sikap serta ruang mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Surya dalam orasi ilmiahnya sebelum menerima gelar doktor honoris causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Malang, Senin (25/7/2022).

Baca Juga

Harapannya, pemikiran bahwa pemilu hanya menjadi alat memperoleh kekuasaan tak lagi ada. Menurutnya, sudah saatnya praktik politik yang syarat akan muatan kebencian tak lagi digunakan oleh calon-calon pemimpin.

"Sudah saatnya kita sudahi praktik politik yang begitu sarat dengan muatan kebencian dan daya rusak sosial. Praktik yang telah menjadi racun bagi kehidupan sosial-politik anak bangsa saat ini," ujar Surya.

Ia ingin semua pihak menyadari bahwa perbedaan politik dan ideologi merupakan hal  yang biasa. Namun dalam sebuah perbedaan, menurut Surya, selalu ada persamaan yang menjadi kekuatan dalam persatuan.

"Para pendiri republik ini telah menunjukkan hal tersebut kepada kita sebagai anak cucunya. Oleh karena itu, di atas perbedaan yang ada, mengapa kita tidak berpegang pada persamaan-persamaan yang kita miliki," ujar Surya.

Surya mengatakan, politik kebangsaan akan semakin terlihat pada 2022 ini. Sebab, tahun ini disebut sebagai momentum partai politik untuk memanaskan mesinnya jelang menghadapi pemilihan umum (Pemilu) 2024.

"Situasi dan interaksi para elit partai semakin dinamis, berbagai spekulasi politik pun terus bergulir. Setiap partai politik bersiap diri, mengambil ancang-ancang, memanaskan mesin politik masing-masing, mengukur kekuatan diri dan lawan, sekaligus saling menjajaki dan memetakan kekuatan-kekuatan yang ada," ujar Surya.

Menurutnya, saling mengukur peta politik merupakan sesuatu yang lazim bagi partai politik dalam persiapannya menghadapi Pemilu 2024. Sebab, pemilu merupakan sebuah mekanisme bawaan yang inheren dalam demokrasi.

"Pemilu adalah mekanisme yang telah disepakati bersama sebagai upaya melakukan pergiliran kekuasaan agar ia tidak menjadi monopoli satu pihak atau satu kelompok politik semata," ujar Surya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement