REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, pada Senin (25/7/2022) mengatakan, ada tanda-tanda awal bahwa kasus baru Covid-19 di negaranya telah turun. Bahkan ketika rawat inap melonjak ke level tertinggi sejak Maret.
Selandia Baru mencatat 6.910 kasus baru Covid-19 pada hari Senin. Menurut data Kementerian Kesehatan, jumlah ini jauh di bawah tingkat rata-rata selama seminggu terakhir.
Namun, jumlah pasien Covid-19 rawat inap di rumah sakit melonjak menjadi 836, dan menjadi yang terbesar sejak 29 Maret ketika 842 pasien dirawat di rumah sakit. Ardern mengatakan, pihak berwenang telah melihat penurunan prevalensi Covid-19 dalam air limbah, yang menunjukkan mungkin ada penurunan kasus lebih lanjut.
"Bahkan ketika jumlah kasus hilang, kami membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk melihat bahwa, rawat inap kami telah menurun, penting untuk memperhatikan jumlah rawat inap dalam beberapa hari mendatang," ujar Ardern.
Sub-varian Omicron BA.5 mendorong infeksi Selandia Baru dengan 59.445 kasus aktif dalam tujuh hari terakhir. Pihak berwenang mengatakan banyak infeksi yang tidak dilaporkan. Ardern mengatakan, kasus mungkin tidak dilaporkan selama liburan sekolah baru-baru ini.
Selandia Baru menutup perbatasannya pada awal 2020 ketika virus korona menyebar ke seluruh dunia. Negara tersebut juga memberlakukan penguncian dan jarak sosial yang ketat untuk menjaga agar kasus infeksi tetap rendah. Selandia Baru mencatat total 2.006 kematian akibat Covid-19.
Selandia Baru mulai membuka kembali perbatasannya pada Februari lalu. Negara tersebut akan mencabut pembatasan terakhir pada akhir bulan ini.