Senin 25 Jul 2022 19:15 WIB

Taiwan Latihan Serangan Udara dan Evakuasi untuk Antisipasi Serangan China

Taiwan meningkatkan persiapan jika terjadi serangan China

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Militer Taiwan pada Senin (25/7/2022) melakukan latihan serangan udara untuk meningkatkan persiapan jika terjadi serangan China.
Foto: EPA-EFE/RITCHIE B. TONGO
Militer Taiwan pada Senin (25/7/2022) melakukan latihan serangan udara untuk meningkatkan persiapan jika terjadi serangan China.

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Militer Taiwan pada Senin (25/7/2022) melakukan latihan serangan udara untuk meningkatkan persiapan jika terjadi serangan China. Jalan-jalan dikosongkan dan orang-orang diperintahkan untuk tinggal di dalam rumah di beberapa wilayah Taiwan, termasuk Ibu Kota Taipei.

Sirene berbunyi pada pukul 13.30 waktu setempat untuk latihan evakuasi jalanan, yang secara efektif menutup kota-kota di Taiwan utara selama 30 menit. Sebuah "peringatan rudal" yang dikirim melalui pesan teks, meminta orang untuk segera mengungsi ke tempat yang aman.

"Perlu untuk membuat persiapan jika terjadi perang," kata Wali Kota Taipei Ko Wen-je dalam pidatonya setelah mengawasi latihan yang dinamai Wan An, yang berarti perdamaian abadi.

Di Taipei, polisi mengarahkan kendaraan untuk pindah ke sisi jalan dan orang yang lalu lalang diminta mencari perlindungan. Toko-toko dan restoran ditutup dan mematikan lampu untuk menghindari menjadi target jika terjadi serangan di malam hari. Sementara petugas pemadam kebakaran berlatih memadamkan api yang dipicu oleh serangan rudal. Sirene berbunyi 30 menit kemudian untuk memberikan tanda bahwa latihan telah usai.

Latihan serangan udara berkala diwajibkan oleh hukum di Taiwan. Pulau itu telah menaikkan tingkat siaganya sejak invasi Rusia ke Ukraina. Wilayah Taiwan lainnya akan melakukan latihan evakuasi jalanan minggu ini.  Latihan evakuasi telah tertunda selama dua tahun terakhir karena Covid-19.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen telah menjadikan peningkatan kapasitas pertahanan sebagai prioritas utamanya. Dia mengatakan, hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan mereka.

"Ketika semua orang menerima pesan teks, jangan panik. Warga mohon dievakuasi sesuai petunjuk," kata Tsai pada Senin pagi.

Invasi Rusia ke Ukraina telah memperbaharui perdebatan di Taiwan tentang cara terbaik untuk bereaksi jika terjadi serangan di tengah peningkatan manuver militer China di sekitar pulau itu.  "Pesawat militer China sering mengganggu Taiwan dalam beberapa tahun terakhir dan bahkan ada pecahnya perang Rusia-Ukraina pada Februari, insiden ini mengingatkan kita bahwa kita perlu waspada di masa damai," kata Ko.

Kekhawatiran tentang niat China untuk menyerang Taiwan telah menambah ketegangan dengan Amerika Serikat. China meningkatkan peringatan kepada pemerintahan Presiden Joe Biden tentang kemungkinan kunjungan Ketua House of Representative AS, Nancy Pelosi ke Taiwan, seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Financial Times. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian mengatakan, China akan mengambil tindakan "keras" jika kunjungan itu dilanjutkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement