REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA--Ribuan anak di Kabupaten Majalengka mengalami stunting. Untuk itu, Pemkab Majalengka menjadikan penanganan stunting sebagai salah satu prioritas. Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka, Agus Susanto, menjelaskan, berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia tahun 2021, stunting di Kabupaten Majalengka ada di angka 23 persen.
Agus menambahkan, pada awal pandemi yakni 2020 lalu, penanganan stunting tetap menjadi prioritas, bersama penanganan penyakit lainnya yang dinilai rentan menyebabkan kematian. Langkah yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam penanganan stunting, terang Agus, salah satunya dengan melaksanakan pemberian tablet tambah darah. Kegiatan tersebut ditujukan bagi anak usia sekolah, remaja dan calon pengantin.
Selain itu, adapula kegiatan pemberian makanan tambahan, termasuk pemberian vitamin, pada balita. ‘’Upaya preventif terus dilakukan. Sebagai catatan, selama satu tahun untuk periode 2020-2021, dari data awal sebanyak 4.382 kasus stunting kini menjadi 2.932 kasus stunting. Jadi mengalami penurunan,’’ tukas Agus, saat kegiatan Rembuk Stunting, di salah satu hotel di Kabupaten Majalengka, Senin (25/7/2022).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, kasus stunting yang paling tinggi ada di Kecamatan Sumberjaya sebanyak 596 orang. Sedangkan, yang paling rendah, ada di Kecamatan Cikijing sebanyak enam orang. Sementara itu, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana, saat membuka kegiatan Rembuk Stunting itu mengatakan, pemerintah daerah ingin memastikan terjadinya integrasi semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan upaya penurunan stunting. ‘’Saya mengajak semua untuk kerja bareng-bareng secara gotong royong dalam upaya penanganan stunting,’’ kata Tarsono.
Tarsono berharap kepada dinas terkait yang menangani kasus stunting, harus ada gerakan percepatan dalam penanganan stunting. Dengan demikian, progres dalam penanganan stunting cepat tercapai. Khusus kepada Dinas Kesehatan, Tarsono meminta agar bisa mengupayakan perubahan perilaku di masyarakat untuk mencegah stunting. Tidak hanya kepada ibu hamil, tapi juga keluarga dan masyarakat seluruhnya.