REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mulai melakukan screening Covid-19 terhadap pelajar di sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) pekan ini. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta mengatakan, dari hasil screening ini nantinya akan dilakukan evaluasi.
"Dari hasil screening itu nanti akan diberikan ke dinas kesehatan dan dinas pendidikan, serta sekolah untuk menentukan langkah berikutnya seandainya ditemukan kasus positif Covid-19," kata Kepala Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran SMP, Disdikpora Kota Yogyakarta, Hasyim kepada Republika, Senin (25/7/2022).
Jika ditemukan kasus Covid-19 di sekolah, tindak lanjut akan dilakukan berdasarkan seberapa besar penyebaran Covid-19 yang sudah terjadi. Rekomendasi untuk tetap melaksanakan PTM atau tidaknya akan diambil berdasarkan tingkat penyebaran.
"Kalau positive rate di bawah lima persen, maka akan dilakukan isolasi mandiri dan tracing di rumah. Positive rate yang lebih dari lima persen, maka rekomendasi pembelajaran daring selama 10 hari misalnya. Tapi, PTM tidak berhenti, tetap jalan tergantung nanti (hasil evaluasi)," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unwanah.
Lana mengatakan, hasil dari screening pelajar ini akan disampaikan secara satu pintu. Artinya, puskesmas sebagai pelaksana akan menyampaikan hasil screening kepada dinas kesehatan.
Kemudian, kata Lana, hasil tersebut akan disampaikan kepada dinas pendidikan dan dilanjutkan ke sekolah. Dari hasil tersebut nantinya, akan dikeluarkan rekomendasi dari dinas pendidikan dengan pertimbangan bersama pihak terkait."Kalau misalkan ada temuan kasus (di sekolah), nanti (rekomendasi yang dikeluarkan) tergantung positive rate," ujar Lana.
Screening ini dilakukan dengan sasaran 10 persen per sekolah. Lana menyampaikan, yang di-screening tidak hanya pelajar, namun juga tenaga didik dan juga staf sekolah."(Screening dilakukan) Sebenarnya memastikan bahwa anak-anak aman dari Covid-19," jelas Lana.
Pihaknya sendiri belum dapat memastikan kapan screening dapat diselesaikan. Untuk teknisnya sendiri, kata Lana, screening dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun puskesmas dengan menyesuaikan jadwal dari masing-masing sekolah.
Lana pun juga menegaskan agar dalam pelaksanaan PTM terus menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. Hal ini mengingat kasus Covid-19 di DIY, termasuk Kota Yogyakarta dalam beberapa pekan ini terus meningkat setelah sebelumnya landai.
"Bisa jadi (peningkatan terjadi karena) kalau saat kasus landai kemudian kita semua jadi agak lalai, mulai agak buka masker lagi. Dari situ potensi penularannya mungkin bisa terjadi, meskipun kasus melandai prokes harus tetap kita patuhi. Prokes masker itu tidak berguna untuk Covid-19, tapi banyak penyakit lain," katanya.
Meskipun terjadi kenaikan kasus dalam beberapa pekan ini, keterisian shelter penanganan Covid-19 maupun rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 tidak meningkat signifikan."Shelter kosong, (bed isolasi) rumah sakit ada yang terisi tapi tidak banyak digunakan untuk isolasi," kata Lana.
Silvy Dian Setiawan