REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Relawan Joko Widodo (Jokowi) akan menentukan sikap dukungan pada pemilihan presiden (pilpres) tahun 2024 pasca menggelar musyawarah rakyat Indonesia (Musra) yang akan digelar di 34 provinsi. Musra perdana akan digelar di Kota Bandung, Jawa Barat pada akhir Agustus dan terakhir di Jakarta.
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia Panel Barus memilih Kota Bandung untuk melaksanakan Musra perdana sebab Jawa Barat memiliki jumlah daftar pemilih tetap (DPT) terbanyak. Seluruh masyarakat dari berbagai kalangan akan diundang untuk hadir pada acara tersebut.
"Musyawarah rakyat Indonesia akan kita kick off digelar pertama kali di Jawa Barat memilih Kota Bandung," ujarnya kepada wartawan di Bandung, Senin (25/7/2022).
Dia mengatakan, pada forum demokratis musra tersebut seluruh masyarakat dapat terlibat aktif dalam menentukan masa depan Indonesia. Termasuk membahas calon presiden dan wakil presiden serta program prioritas nasional.
"Panitia musra ini menggaransi musra adalah alat rekam yang paling jujur mengenai keinginan rakyat," katanya.
Musra akan dibagi ke dalam tiga sesi yaitu membahas agenda kebangsaan, program prioritas harapan masyarakat, karakteristik pemimpin serta capres dan cawapres dambaan masyarakat Indonesia.
Panel mengatakan, tiap sesi akan terdapat panelis yang mengarahkan jalannya acara dan akan dilakukan e-voting bagi masyarakat yang ingin memberikan saran.
"Hasil e voting diumumkan itu kesimpulan musra di Jabar. bahwa rakyat Jabar menginginkan A, B, C. Akan muncul banyak nama karena prinsipnya musra ini saya sampaikan akan menjadi alat rekam paling jujur. Siapa tahu ada peminpin lokal yang dicintai rakyat tiba-tiba muncul," katanya.
Dia mengatakan, pelaksanaan musra ditargetkan selesai pada Maret 2023 dan hasilnya akan menjadi penentu dukungan relawan Jokowi. Pihaknya pun akan terlebih dahulu berkomunikasi dengan presiden Jokowi sebagai pembina.
"Hasil musra dari 34 provinsi akan menjadi basis utama dari pada kami dalam menentukan dukungan di tahun 2024 dan kami berkeyakinan apa yang menjadi hasil muara ini adalah satu potret yang asli dari keinginan masyarakat," katanya.
Pihaknya menegaskan, bahwa pelaksanaan musra tidak akan menggiring kepada nama calon presiden tertentu. Namun, pihaknya mencari tokoh-tokoh baru.
"Kita tidak mengarahkan, tidak menggiring kepada satu dua nama tapi memotret kondisi yang ada tiap provinsi nama nama bisa beda," katanya.