REPUBLIKA.CO.ID, ROMA—Otoritas Italia mengatakan ada 674 orang imigran telah diselamatkan dan lima mayat ditemukan dari kapal penangkap ikan yang penuh sesak di lepas pantai Calabria. Sementara 522 orang lainnya diselamatkan dari sekitar 15 perahu dibawa ke Lampedusa pada Sabtu lalu.
Dilansir dari Saudi Gazette, Ahad (24/7/2022), kapal-kapal itu telah berangkat dari Libya dan Tunisia. Lampedusa adalah salah satu pelabuhan kedatangan utama bagi orang-orang yang ingin mencapai Eropa. Mereka yang diselamatkan termasuk migran dari Afghanistan, Pakistan, Sudan, Ethiopia dan Somalia.
Menurut media Italia, pusat imigrasi pulau itu telah kewalahan oleh peningkatan besar dalam pendaratan dalam beberapa pekan terakhir. Kantor berita Ansa melaporkan bahwa pusat tersebut melebihi kapasitas 350 orang, dengan sekitar 1.184 orang saat ini ditahan di lokasi tersebut.
Penjaga Pantai dan organisasi non-pemerintah menyelamatkan ratusan lainnya dalam kesulitan dari laut setiap tahun. Seperti diketahui, Mediterania adalah salah satu rute paling berbahaya untuk migrasi klandestin.
Menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) sekitar 3.231 orang tercatat tewas atau hilang di Mediterania dan Atlantik Barat Laut pada tahun 2021. Banyak dari mereka yang melakukan penyeberangan berbahaya, melakukannya di atas kapal darurat yang dipasok oleh penyelundup manusia dan sering ditinggalkan di tengah laut begitu kapal gagal masuk.
Pendaratan datang menjelang pemilihan Italia yang diperebutkan dengan sengit, dengan jajak pendapat menunjukkan bahwa Brothers of Italy yang paling kanan mungkin mendapatkan kursi yang cukup untuk memimpin koalisi sayap kanan.
Giorgia Meloni, pemimpin partai, telah berjanji untuk menekan migrasi. Di masa lalu dia telah menimbulkan kontroversi dengan mengadvokasi blokade pantai Libya untuk menghentikan penyelundup manusia yang mengungsi ke pantai Italia.