Senin 25 Jul 2022 20:50 WIB

Ekonom: Kunjungan Presiden ke China Sangat Strategis

Kunjungan Jokowi ke China dan Jepang untuk merespons kondisi global.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Presiden Maruf Amin melepas keberangkatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo ke China, Jepang, dan Korea Selatan di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, Senin (25/07/2022).
Foto: BPMI/Setwapres
Wakil Presiden Maruf Amin melepas keberangkatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo beserta Ibu Iriana Joko Widodo ke China, Jepang, dan Korea Selatan di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta, Senin (25/07/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo ke China, Jepang, dan Korea Selatan sangat strategis. Hal itu karena, ketiga negara merupakan negara mitra utama dalam ekonomi, termasuk di perdagangan.

"Jepang dan China bahkan paling besar selain Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Jadi rangkaian kunjungan itu saya rasa untuk pertama bagaimana merespons kondisi global seperti sekarang, potensi perlambatan ekonomi global, bahkan ada beberapa juga masuk resesi, kemudian dari inflasi yang naik," ujarnya saat dihubungi Republika, Senin (25/7/2022).

Baca Juga

Ia melanjutkan, pertemuan itu juga tentang cara Indonesia dalam konteks keketuaan Indonesia pada G20. "Negara-negara ini kan masuk dalam G20 juga yang perlu dibahas bagaimana paling penting masalah konflik antara Rusia dan Ukraina dan NATO, yang ini pun perlu ada kesamaan pandangan dengan China, Jepang, serta Korea bahwa konflik ini harus segera diakhiri," jelas Faisal.

Terutama, lanjut dia, bagi negara G20 di luar G7 yang perlu membahas dari perspektif berbeda, terutama China. "Nah ini yang besar masukin G7 tapi perlu juga menjalin langkah-langkah untuk bisa mengakhiri perang dan selamatkan ekonomi dunia," tutur dia.

Pada akhirnya, lanjut Faisal, kepentingannya bagi Indonesia adalah kesuksesan KTT G20 pada November mendatang. Lalu selebihnya selain kaitannya dengan global, juga terkait kepentingan ekonomi nasional sendiri.

"Itu karena kita adalah negara-negara mitra dagang utama. Jadi msalah perdagangan dan investasi tetap jadi harus bagian perlu jadi bagian dari pembicaraan dalam kunjungan tersebut," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement