Senin 25 Jul 2022 21:04 WIB

Pabrik Over-Firing, Pupuk Kaltim Pastikan tak Ada Gas Beracun Menyebar ke Udara

Pabrik 5 PT Pupuk Kaltim sempat alami over-firing dan operasional dihentikan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kawasan pabrik pupuk milik PT Pupuk Indonesia. Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sempat mengalami over-firing dan terjadi shutdown pada Sabtu (23/7/2022) dini hari. Meski demikian, perusahaan memastikan insiden tersebut tidak menimbulkan korban. Pupuk Kaltim juga memastikan tidak ada gas beracun yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.
Foto: Humas PT Pupuk Indonesia
Kawasan pabrik pupuk milik PT Pupuk Indonesia. Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sempat mengalami over-firing dan terjadi shutdown pada Sabtu (23/7/2022) dini hari. Meski demikian, perusahaan memastikan insiden tersebut tidak menimbulkan korban. Pupuk Kaltim juga memastikan tidak ada gas beracun yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BONTANG -- Pabrik 5 PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) sempat mengalami over-firing dan terjadi shutdown pada Sabtu (23/7/2022) dini hari. Meski demikian, perusahaan memastikan insiden tersebut tidak menimbulkan korban. Pupuk Kaltim juga memastikan tidak ada gas beracun yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut.

Meskipun operasional di pabrik tersebut dihentikan sementara, namun kondisi pabrik 5 PKT saat ini terpantau kondusif dan proses investigasi akan penyebab kejadian tengah dilakukan.

SVP Sekretaris Perusahaan PKT, Teguh Ismartono, mengungkapkan, operasional di seluruh pabrik PKT selalu dikontrol selama 24 jam melalui central control room sehingga saat terjadi malfungsi di salah satu pabrik dapat ternotifikasi secara real time oleh tim. Malfungsi itu kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan shut down operasional pabrik.

"Meskipun sempat terjadi over-firing saat dilakukan proses restart, dapat kami konfirmasi bahwa proses penanganan sesuai prosedur keselamatan dan kesehatan kerja) telah dilakukan secara sigap dan tidak ada korban serta gas beracun yang ditimbulkan dari kejadian tersebut,\" kata Teguh dalam pernyataan resminya, Senin (25/7/2022).

Saat ini, proses investigasi mendalam tengah dilakukan dan jika ditemukan kerusakan akan segera ditangani. Namun dapat dipastikan bahwa operasional Pabrik 5 tidak terkendala dan produksi urea di Pabrik 5 dapat tetap berjalan normal dengan menggunakan pasokan amoniak dari pabrik lain.

PKT juga memastikan bahwa kejadian tersebut tidak akan mengganggu suplai pupuk ke wilayah-wilayah yang telah menjadi tanggung jawab perusahaan.

Terkait keamanan stok pupuk untuk kebutuhan pertanian dalam negeri, perusahaan mencatat, per 21 Juli 2022, PKT telah memproduksi urea sebanyak 1.873.674 ton dan memiliki stok pupuk urea subsidi di semua lini sebanyak 77.829 ton yang siap disalurkan. Jumlah itu sekitar 310 persen lebih banyak dari alokasi target stok pupuk yang ditetapkan.

Selain itu terdapat stok urea non-subsidi sebanyak 305.048 Ton sebagai cadangan penyaluran pupuk subsidi di Lini 1.

Dalam menjalankan operasional pabriknya, Teguh menekankan.PKT senantiasa mengedepankan dan menerapkan sistem manajemen, best practice, serta prosedur K3 perusahaan dengan baik, sesuai dengan standard tertinggi di industri dan ketetapan pemerintah.

Berkat prosedur tersebut, PKT dapat menekan tingkat kecelakaan kerja. Hingga tanggal 23 Juli 2022 dengan total 49.9 juta jam kerja selamat (safe man hours) atau 2356 hari. Hal ini juga menjadi strategi mitigasi yang efektif ketika terjadi abnormalitas dalam kegiatan produksi pabrik, seperti yang terjadi di Pabrik 5 tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement