Senin 25 Jul 2022 21:45 WIB

Muhammadiyah Minta Pemerintah Antisipasi Dampak Negatif Citayam Fashion Week

Muhammadiyah menilai ada sisi negatif dan positif Citayam Fashion Week

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Anak-anak melakukan peragaan busana di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Peragaan busana bertajuk Citayam Fashion Week kini semakin ramai dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari artis, content creator hingga remaja yang datang dari ibu kota maupun luar kota. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Anak-anak melakukan peragaan busana di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Senin (25/7/2022). Peragaan busana bertajuk Citayam Fashion Week kini semakin ramai dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari artis, content creator hingga remaja yang datang dari ibu kota maupun luar kota. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad meminta pemerintah untuk mengantisipasi dampak negatif yang bisa ditimbulkan dari tren baru Citayam Fashion Week. Aspek negatif seperti pamer perilaku LGBT hingga pergaulan bebas.  

"Mungkin tidak hanya LBGT, tapi sisi buruk lainya seperti kemacetan lalu lintas, pergaulan bebas dan penyebaran penyakit juga bagian dari sisi buruk yang harus diminimalkan," kata Dadang Kahmad melalui pesan singkat, Senin (25/7/2022). 

Baca Juga

Menurutnya, dalam berbagai kegiatan ada sisi positif dan negatif yang bisa saja muncul. Karena itu, terlebih dalam hal ini yang berkegiatan adalah generasi muda, maka pemerintah perlu meminimalkan dampak buruknya. 

Dia mengaku mengapresiasi adanya tren Citayam Fashion Week yang ada di wilayah Sudirman, Jakarta. Fenomena ini disebutnya menunjukkan keberhasilan menyediakan wadah untuk berekspresi para generasi muda.  

"Di setiap event tentu ada sisi baik dan buruknya, termasuk di event fashion weeks di Sudirman. Di satu sisi adalah wahana kreasi anak muda untuk berekspresi di wahana umum yang sekarang makin sulit didapat oleh anak-anak muda kebanyakan. Makanya, di sinilah peranan pemerintah dan aparat terkait untuk meminimalkan sisi buruknya kegiatan tersebut," terangnya.  

Baru-baru ini, 'Citayam Fashion Week' makin ramai dibicarakan setelah salah beberapa pihak dikabarkan mendaftarkan brand 'Citayam Fashion Week'  sebagai hak atas kekayaan intelektual (HAKI) ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM.     

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengusulkan tujuh opsi lokasi alternatif untuk pelaksanaan Citayam Fashion Week (CFW) sebagai pengganti lokasi di Dukuh Atas, Jakarta Pusat, agar tidak mengganggu lalu lintas dan fasilitas publik.

"Fashion show bukan tidak boleh, tapi cari waktu yang tidak mengganggu belajar mengajar, kemudian masalah tempatnya, kami juga sama-sama berunding," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Senin (25/7/2022). 

Adapun enam lokasi itu di antaranya Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas) yang cukup luas dan ada tribun untuk penonton duduk.Kemudian, opsi kedua di Taman Lapangan Banteng, selanjutnya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Senayan, Kemayoran, pusat perbelanjaan Sarinah dan Kota Tua.

"Senayan, itu kan luas, bisa ditanya nanti, ke Setneg. Mau lebih luas lagi di Kemayoran, nanti kami tanya di Setneg juga, itu kan luas. Lalu di Sarinah yang dulu dibangun Bung Karno, sekarang direnovasi jadi tambah keren," ucap Riza. Sedangkan Kota Tua, lanjut dia, saat ini sedang tahap revitalisasi yang diperkirakan selesai pada September 2022.      

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement