Selasa 26 Jul 2022 08:07 WIB

Begini Cara Tubuh Menyembuhkan Diri Sendiri

Tubuh bisa menyembuhkan diri sendiri, salah satunya dengan asupan protein yang cukup

Rep: Desy Susilawati / Red: Gita Amanda
Pada dasarnya tubuh bisa menyembuhkan diri sendiri, salah satunya dengan asupan protein yang cukup. (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Pada dasarnya tubuh bisa menyembuhkan diri sendiri, salah satunya dengan asupan protein yang cukup. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit bisa menyerang siapa saja. Mulai dari anak sampai dewasa. Namun, tubuh itu sebenarnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Salah satu caranya dengan asupan protein yang cukup.

President Miracle of Breath Indonesia (MoBI), Eko Yudho Tamtomo, menjelaskan tubuh memiliki kemampuan untuk menyembuhkan menyehatkan, menstabilkan apapun masalah-masalah yang berhubungan dengan dia sendiri. Hal ini dinamakan sistem hemeostasis atau sistem keseimbangan.

Baca Juga

Menurutnya, tubuh pada dasarnya sudah dilengkapi dengan sistem saraf yang semua bekerja otomatis dan memastikan bahwa kehidupan kita berjalan terus menerus. Tubuh diatur oleh suatu sistem yang namanya saraf otonom yang bisa mengatur semua sendiri, tanpa perlu diperintah. Misalnya jantung tahu harus berdetak dan hal lainnya.

"Antara tubuh, pikiran dan jiwa itu saling berkorelasi. Semua tercantum dalam teori naturapractic itu sangat holistik, artinya antara tubuh, pikiran dan jiwa saling berkorelasi," ujar Pemerhati dan praktisi masalah kesehatan, dalam live Streaming Acara Workshop MoBI, Bagaimana Cara Tubuh Memperbaiki Dirinya Sendiri, belum lama ini.

Misalnya jantung berdebar, habis lari atau melakukan kegiatan. Artinya tubuh merespon pikiran kita. Pada saat melakukan sesuatu jantung berdebar. Tubuh merespon apa yang ada dalam pikiran.

"Itulah makanya manusia dalam menyembuhkan dirinya sendiri, harus saling melibatkan. Pikiran dirawat dan jiwanya juga harus dirawat," paparnya.

Kesalahan dalam merawat diri sendiri, menurut Eko, kurangnya wawasan bahwa tubuh memerlukan bahan baku atau sumber paling vital untuk memperbaiki diri. "Dengan minim pengetahun, kita tidak bisa melindungi diri kita. Dengan pengetahuan, kita bisa memfilter makanan yang bisa masuk kedalam tubuh. Yang memfilter pikiran dan wawasan," ujarnya.

Misalnya pengetahuan mengenai karbohidrat. Karbohidrat adalah racun lambat. Dia meracuni kita, menimbulkan masalah setelah 20 atau 30 tahun mendatang. Karbohidrat makanan berbahaya, tidak boleh berlebihan.

Karena itu, diabetes itu bukan penyakit berat, itu penyakit pikiran yang suka terhasut oleh lidah. "Karbohidrat itu makanan enak. Sejak kecil merasa karbohidrat enak, setelah dewasa itu merasa sesuatu yang enak bukan hal yang dilarang. Ternyata itu tindakan yang menjerumuskan tubuh kita jadi bermasalah," kata Eko.

Ia mengatakan tubuh pada dasarnya hanya membutuhkan sedikit sumber tenaga yang datang dari karbohidrat. Yang penting kita bisa melakukan aktivitas, kegiatan sehari-hari untuk mencari rezeki, berfikir dan bersosialisasi, itu hanya secukupnya. Tapi karena lidah menghasut kita kita jadi kelebihan sumber tenaga dan akhirnya tubuh mengalami over kapasitas dalam sumber tenaga. Hal ini menyebabkan hiperglikemia atau kelebihan gula.

Sementara itu nutrisi makro ada tiga karbohidrat, protein dan lemak. Ini adalah unsur utama penyusun tubuh kita. Tetapi bagi diabetesi karbohidrat tidak bisa karena akan dirubah menjadi glukosa.

Hanya ada dua makronutrient yang dipakai, yaitu protein dan lemak. Dan itu paling dominan. Sel tubuh kita terbuat dari protein yang dilindungi oleh lapisan lemak. Tubuh terbuat dari protein, untuk memperbaikinya harus dengan protein bukan karbohidrat.

Karbohidrat fungsinya hanya untuk sumber tenaga. Untuk memperbaiki tubuh membutuhkan protein. "Kalau Anda berfikir dengan karbohidrat Anda sehat, itu salah, keliru," ujarnya.

Dalam sebuah sistem tubuh yang mempunyai kemampuan menyembuhkan diri sendiri, dia selalu membutuhkan bahan baku yang cukup dan mampu untuk memperbaiki diri sendiri yaitu protein. "Protein membuat kita mampu melakukan regenerasi sel," katanya.

Diabetesi tidak sembuh karena kemampuan menurunkan gula bagus, namun protein tidak tercukupi. Gula darah turun atau rendah belum tentu sehat, tapi protein harus cukup karena merupakan bahan baku untuk mengganti sel baru.

Proses pergantian sel, tubuh ternyata bisa kembali baru. Pada dasarnya tubuh setiap hari selalu kembali baru. Tubuh pada dasarnya bersiklus, sel bersiklus. Tubuh kita ada sebagian literatur, terusan dari puluhan triliun sel. Semua membentuk kelompok supaya berfungsi, ada yang menjadi otot, sel, pankreas dan lainnya. Semuanya adalah protein.

"Protein tubuh kita menjadi apapun yang berfungsi dan menopang tubuh kita. Protein merupakan bahan baku untuk mengganti sel baru," ujar Eko.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement