Selasa 26 Jul 2022 10:13 WIB

Pemimpin Timteng Mulai Sadar Bahaya Perubahan Iklim

Timur Tengah adalah salah satu wilayah paling rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Seorang anak laki-laki melakukan pendinginan di air mancur umum di Vilnius, Lituania, Jumat, 22 Juli 2022. Suhu di Timur Tengah meningkat jauh lebih cepat daripada rata-rata dunia dalam tiga dekade terakhir.
Foto: AP Photo/Mindaugas Kulbis
Seorang anak laki-laki melakukan pendinginan di air mancur umum di Vilnius, Lituania, Jumat, 22 Juli 2022. Suhu di Timur Tengah meningkat jauh lebih cepat daripada rata-rata dunia dalam tiga dekade terakhir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Suhu di Timur Tengah meningkat jauh lebih cepat daripada rata-rata dunia dalam tiga dekade terakhir. Kondisi ini mulai menjadi perhatian para pemimpin negara di Timur Tengah karena sudah memberikan dampak yang nyata.

"Kami benar-benar melihat efeknya tepat di depan kami. Dampak ini bukanlah sesuatu yang akan menimpa kita sembilan atau 10 tahun ke depan," kata Lama El Hatow, konsultan perubahan iklim lingkungan yang telah bekerja dengan Bank Dunia dan mengkhususkan diri di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Baca Juga

“Semakin banyak negara bagian mulai memahami bahwa perlu untuk bertindak," katanya.

Ketika kawasan itu tumbuh lebih panas dan lebih kering, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah memperingatkan bahwa produksi tanaman di Timur Tengah bisa turun 30 persen pada 2025. Menurut World Bank, wilayah ini diperkirakan akan kehilangan 6-14 persen dari PDB pada 2050 karena kelangkaan air.