REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dokter spesialis anak Siloam Hospitals Surabaya, Jawa Timur, dr Lianto Kurniawan Nyoto, SpA memberikan tips kepada para orang tua agar bisa mengatasi anak yang sulit makan. Dia mengatakan pada dasarnya kuantitas, kualitas, serta kemampuan setiap anak mengonsumsi makanan akan berbeda-beda.
Untuk itu, kata dia, orang tua perlu memahami kondisi tumbuh kembang anak yang tidak dapat disamaratakan dengan anak lainnya. Terutama dalam hal pola makan.
Begitu pun ketika mendapati kasus anak sulit makan, tindakan observasi pertama kali yang dapat dilakukan adalah dengan mempelajari grafik berat badan dan tinggi badan anak.
"Untuk mengetahui seorang anak kekurangan nutrisi atau tidak, yang pasti dari grafik berat badan dan tinggi badan anak," kata Lianto Kurniawansaat mengadakan edukasi melalui siaran langsung pada akun Instagram @siloamsurabaya, pekan lalu.
Jika pertambahan berat badan tidak sesuai grafik, orang tua harus curiga, ada yang salah dengan anak. Entah karena anak porsi makannya kurang atau karena ada suatu penyakit tertentu jadi berat badannya tidak naik.
Menurut dia, grafik tumbuh kembang anak dapat menjadi penjuru dan penilaian secara objektif untuk mengukur kondisi anak. Grafik tersebut tentunya membantu orang tua untuk lebih mawas diri terutama dalam mengatasi kekhawatiran mengenai kondisi kekurangan nutrisi pada anak.
Selain itu, kata dia, mengacu pada WHO, nutrisi yang cukup bagi anak dalam satu hari dapat dikategorikan dengan tiga kali asupan makanan besar, 1-2 kali makanan selingan, ditambah ASI atau susu tergantung usia anak. Pemberian makan pada anak tentunya didasari pada jam pengosongan lambung normal.
Akan lebih baik jika orang tua turut membuat jam makan untuk anak. Berbicara mengenai asupan makanan, lanjut dia, porsi makan anak juga perlu diperhatikan dan disesuaikan tergantung pada usianya.
Pada anak usia 6-9 bulan, cukup dengan 3 sendok makan atau setengah mangkuk ukuran 250 ml, tentunya dimulai sedikit-sedikit dan pelan-pelan ditingkatkan sesuai kemampuan anak.
Adapun kondisi yang menyebabkan anak enggan makan dipengaruhi beberapa faktor. Di antaranya phobia terhadap makanan baru diketahuinya, sakit atau mengalami kondisi medis tertentu, terdistraksi dengan gadget, TV, dan mainan.
Menangani kasus kesulitan makan pada anak, kata dia, orang tua dapat melakukan beberapa cara. Di antaranya orang tua perlu memberikan makanan dengan menu tidak monoton, dan sesuai porsi anak. Sajikan makanan dengan tampilan yang menarik, tetapkan jadwal makan yang teratur, dengan durasi makan hanya 30 menit saja.
Selain itu, berikan variasi rasa dan jenis makanan. Makanan harus mengandung karbohidrat, protein hewani, lemak. Selanjutnya, berikan cemilan yang sehat. Dalam proses makan, jangan memaksa dan memarahi anak, konsultasikan ke dokter anak untuk mendapatkan pantauan medis mengenai tumbuh kembang anak.
Apabila anak masih kesulitan mengonsumsi makanan, lanjut dia, segera konsultasikan ke dokter anak untuk mencari penyebab anak kesulitan makan. Dengan begitu, dapat segera di lakukan tatalaksana gizi, edukasi, dan rencana tindakan yang diperlukan untuk membantu permasalahan anak.
"Anak sulit makan terkadang dirasa normal dengan batasan waktu tertentu. Orang tua dapat menyikapi dengan sabar, kontrol rutin ke dokter (karena tumbuh kembang anak adalah hal yang penting), serta catat rekam jejak perkembangan anak, terutama kaitannya dengan asupan makanan dan nutrisi anak," ujar dr Lianto.