Mahfud MD : Jadikan Indonesia Negara yang Bersatu dalam Perbedaan
Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Menkopolhukam Mahfud MD (tengah), Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua dari kiri), Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid (kiri), Rektor UIN Sunan Kalijaga Musa Asyarie (kedua kanan), dan moderator Pemred Republika Irfan Djunaidi sebelum dialog kebangsaan di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Selasa (26/7/2022). Dalam dialog kebangsaan ini membahas tema imaji satu abad Indonesia. Membicarakan bagaimana proyeksi Indonesia dalam satu abad mendatang dengan tantangan dan keuntungan yang dimiliki. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika
REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Menkopolhukam, Mahfud MD mengatakan, satu abad Indonesia pada 2045 berjarak 23 tahun lagi. Tentu, masyarakat akan menyatakan Indonesia sudah mencapai sosoknya sesuai yang dicita-citakan ketika mendirikan negara pada 1945 lalu.
Jika mengacu aturan formal, UUD 1945 menyatakan Indonesia masa depan merupakan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kemudian, ada dua Peraturan Presiden yang dikeluarkan Presiden SBY dan Presiden Joko Widodo.
Disebutkan jika satu abad Indonesia merupakan Indonesia emas yang bersatu, adil, maju, dan makmur. Terjadi perdebatan tentang kemajuan Indonesia pada 2045. Mahfud merasa, itu betul karena pemerintah sudah menghitung apa yang akan terjadi 2045.
Bahkan, polarisasi negara-negara dunia sudah bisa dipetakan. Menurut studi-studi ilmiah, kekuatan yang ada RRC, AS, India, dan Jepang/Indonesia. Pendapatan per kapita Indonesia USD 23.900 pada 2045 dengan jumlah penduduk 306 juta jiwa.
Mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, pendidikan, kedokteran, pertanian, dan semua sektor yang ada sudah diproyeksikan. Sekarang, Indonesia sudah masuk G20. Besok, ia meyakini, Indonesia akan masuk lima besar dunia.
"Ini akan terjadi manakala usaha-usaha kita itu dilakukan sungguh-sungguh," kata Mahfud dalam Dialog Kebangsaan: Imaji Satu Abad Indonesia yang diselenggarakan Universitas Islam Indonesia (UII) di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir, Selasa (26/7).
Dialog dibuka sambutan Rektor UII, Prof Fathul Wahid. Setelah itu, ada Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, dan Rektor UIN Sunan Kalijaga (2010-2014), Prof Musa Asy'arie dengan moderator Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi.
Pada kesempatan itu, Mahfud mengingatkan, Indonesia sudah dibangun para pendiri melalui perdebatan panjang sampai menjadi negara perjanjian luhur. Karenanya, jika ingin imaji satu abad Indonesia, bangsa harus membangun persatuan dalam perbedaan.
"Kalau mau imaji satu abad Indonesia, kita bangun negara ini jadi negara yang bersatu dalam perbedaan. Kita berbeda, tapi bersatu untuk tujuan yang sama," ujar Mahfud.
Ia mengajak semua mewujudkan pembangunan manusia dan penguasaan iptek yang tanpa itu tidak akan menuju Indonesia emas. Lalu, pembangunan ekonomi berkelanjutan, pemerataan pembangunan, pemantapan ketahanan nasional, tata kelola pemerintahan.
Mahfud menekankan, menuju Indonesia emas tidak bisa tanpa ada persatuan. Jadi, tidak ada pilihan lain selain bersatu dalam Indonesia sebagai satu kelompok, satu realitas, geopolitik sendiri di negeri ini dengan berbagai filosofinya.
Selain itu, Mahfud berharap, Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan zaman. Termasuk, dalam rangka mewujudkan visi Indonesia emas 2045.
"Serta, terus memberikan kekuatan untuk menjaga keutuhan dan persatuan negara," kata Mahfud.