Selasa 26 Jul 2022 17:46 WIB

Mahfud MD: Indonesia Emas pada 2045 Sudah Diperhitungkan

Mahfud menilai untuk menuju Indonesia emas seluruh komponen bangsa harus berperan.

Menkopolhukam Mahfud MD (tengah), Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua dari kiri), Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid (kiri), Rektor UIN Sunan Kalijaga Musa Asyarie (kedua kanan), dan moderator Pemred Republika Irfan Djunaidi sebelum dialog kebangsaan di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Selasa (26/7/2022). Dalam dialog kebangsaan ini membahas tema imaji satu abad Indonesia. Membicarakan bagaimana proyeksi Indonesia dalam satu abad mendatang dengan tantangan dan keuntungan yang dimiliki.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Menkopolhukam Mahfud MD (tengah), Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (kedua dari kiri), Rektor Universitas Islam Indonesia Fathul Wahid (kiri), Rektor UIN Sunan Kalijaga Musa Asyarie (kedua kanan), dan moderator Pemred Republika Irfan Djunaidi sebelum dialog kebangsaan di Auditorium Abdulkahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, Selasa (26/7/2022). Dalam dialog kebangsaan ini membahas tema imaji satu abad Indonesia. Membicarakan bagaimana proyeksi Indonesia dalam satu abad mendatang dengan tantangan dan keuntungan yang dimiliki.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD optimistis bahwa proyeksi Indonesia emas pada 2045 bakal terwujud. Ini karena proyeksi itu sudah berdasarkan penghitungan yang jelas.

"Terjadi perdebatan, saya ingin ulang-ulang terus ini. Apa betul Indonesia itu akan maju pada tahun 2045? Iya betul karena sudah dihitung. Pemerintah sendiri sudah menghitung apa yang akan terjadi pada tahun itu," kata Mahfud saat menjadi pembicara dalam Dialog Kebangsaan Imaji Satu Abad Indonesiadi kampus terpadu Universitas Islam Indonesia (UII), Sleman, Selasa.

Baca Juga

Mahfud mengatakan pada 2045 Indonesia diproyeksikan sudah menjadi sosok sebuah negara yang dicita-citakan bersama selama 100 tahun atau satu abad setelah Indonesia merdeka."Satu abad atau pada tahun 2045 itu Indonesia sudah mencapai sosoknya yang dibayangkan ketika dahulu nol tahun tepatnya pada tahun 1945 kita mendirikan negara," kata dia.

Gambaran mengenai sosok Indonesia emas, menurut dia, telah termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea kedua yang menyatakan bahwa Indonesia masa depan adalah Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

Berikutnya, cita-cita mengenai sosok Indonesia dalam usia satu abad itu dipertegas kembali dalam peraturan presiden (perpres) pada 2010  di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perpres pada tahun 2016 pada era Presiden Joko Widodo.

Dalam perpres itu dijelaskan bahwa pada 2045 Indonesia sudah harus menjadi Indonesia emas yakni negara yang bersatu, maju, adil, dan makmur."Merdekanya dilewatkan karena sudah merdeka tetapi (sekarang) belum maju, belum betul-betul bersatu, belum betul-betul adil, makmur apalagi," kata dia.

Pada 2045, kata Mahfud, pemerintah telah menghitung perkiraan mengenai pendapatan per kapita di Indonesia setelah menjadi Indonesia emas."Pendapatan per kapita kita konon dalam penghitungan itu sudah dihitung mencapai 23.900 dolar Amerika Serikat (AS) per kapita pada tahun 1945," kata dia.

Selain itu, menurut dia, berbagai aspek lain mencakup pengelolaan sumber daya alam (SDA) pada 2045 juga sudah dihitung mulai hulu hingga hilir, termasuk potensi SDM yang dihasilkan perguruan tinggi."Sekarang kita sudah masuk G20, masuk 20 negara besar, besok akan masuk lima besar," ujarnya.

Meski demikian, untuk dapat menuju Indonesia emas, Mahfud mengatakan bahwa seluruh komponen bangsa harus ikut berperan, antara lain, dengan memperkuat persatuan serta mendukung penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi."Tanpa itu kita tidak akan menuju Indonesia emas. Yang kedua pembangunan ekonomi berkelanjutan, yang ketiga pemerataan pembangunan. Keempat pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan," ujar Mahfud.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement