REPUBLIKA.CO.ID., ANKARA -- Turki siap memberikan dukungan kepada Ukraina untuk membersihkan perairan di sekitar pelabuhan Laut Hitamnya dari ranjau, meningkatkan upaya untuk membantu Ukraina kembali mengekspor gandum, kata juru bicara kepresidenan Turki baru-baru ini.
“Jika diperlukan, pembersihan ranjau dapat disediakan oleh negara ketiga. Turki siap menawarkan bantuan,” kata Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki, kepada saluran berita Turki NTV setelah kesepakatan ekspor gandum Ukraina ditandatangani di Istanbul.
“Sebagai hasil dari negosiasi diplomatik yang telah kami lakukan selama berminggu-minggu, keberhasilan bersejarah ini telah dicapai hari ini,” kata dia, menyebut kesepakatan itu sebagai “pencapaian bersejarah diplomasi Turki.”
Kalin mengungkapkan sifat penting dari kesepakatan itu, dengan mengatakan itu adalah pertama kalinya sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari bahwa para pihak menyetujui suatu masalah dan menyetujui dimulainya operasi dengan menandatangani dua perjanjian yang berbeda.
Peran Turki juga ada dalam kesepakatan, ujar Kalin.
“Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengikuti proses ini dari awal. Kesepakatan itu akan meletakkan dasar kepercayaan. Pertemuan yang diadakan oleh Erdogan membuka jalan bagi para pihak untuk sampai pada kesimpulan,” tambah dia.
Menggarisbawahi bahwa pengiriman dapat dimulai dalam beberapa hari mendatang, Kalin mengatakan tiga koridor utama ditentukan dalam perjanjian.
“Pengiriman barang biji-bijian bukan satu-satunya perhatian kami, (karena) orang-orang sekarat. Tujuan kami adalah untuk menghentikan perang,” tutur Kalin.
Dengan mediasi Turki dan PBB, serta kehadiran Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Ukraina dan Rusia menandatangani perjanjian di Istanbul tentang dimulainya kembali pengiriman gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam.
Berdasarkan kesepakatan, sebuah pusat koordinasi akan didirikan untuk melakukan inspeksi bersama di pintu masuk dan keluar pelabuhan, dan memastikan keamanan rute pelayaran.
Dipuji secara internasional atas peran mediatornya, Turki telah berkoordinasi dengan Moskow dan Kyiv untuk membuka koridor dari kota pelabuhan Ukraina Odesa untuk melanjutkan pengiriman biji-bijian global yang terhenti akibat perang Rusia-Ukraina, yang sekarang memasuki bulan kelima.
Maret ini, Turki menjadi tuan rumah pertemuan antara menteri luar negeri Rusia dan Ukraina di kota Mediterania Antalya, bagian dari peran kuncinya dalam menengahi antara pihak yang bertikai.