Rabu 27 Jul 2022 02:01 WIB

Masinton: Tugas Parpol Bukan Hanya Cari Suara

Partai politik harus mampu membangun gerak dalam dinamika masyarakat.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Masinton Pasaribu mengatakan, bahwa partai politik memiliki peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Dia menegaskan, tugas partai politik tak hanya berupa kerja elektoran untuk mengambil suara publik.

"Tugas partai politik itu bukan hanya sekedar menginginkan suara, tanpa melakukan edukasi kepada publik. Nah partai politik harus mampu membangun gerak dalam dinamika masyarakat yang juga bisa dipahami gitu, artinya ketika masyarakat dalam kondisi apa partai harus hadir," ujar Masinton di Cafe Sadjoe, Jakarta, Selasa (26/7).

Partai politik, tegas Masinton, haruslah hadir langsung di tengah masyarakat untuk menampung keluhan dan mendengarkan aspirasi warga. Kegiatan tersebut ditegaskannya jangan hanya terjadi jelang pemilihan umum (Pemilu) saja.

"Selalu menekankan bagaimana seluruh gerak kepartaian itu benar-benar hadir di masyarakat, menghadirkan partai di tengah-tengah masyarakat. Artinya kami di kader menghadirkan partai di tengah-tengah masyarakat, bisa berempati dengan masyarakat," ujar Masinton.

Hadir di tengah masyarakat itulah yang menjadi alasan mengapa elektabilitas PDIP selalu berada di peringkat atas. Pasalnya, hal tersebut sudah merupakan instruksi langsung dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri agar seluruh kader konsisten bersama rakyat.

"Dalam kesejarahan kepartaian itu beda memang, bahwa PDI Perjuangan itu bukan hanya partai elektoral, itulah yang selalu kami tanamkan ke kader. Kesejarahan PDI Perjuangan itu senafas dan sebangun dalam perjuangan memerdekakan republik," ujar anggota Komisi XI DPR itu.

Indopol Survey dan Consulting sendiri merilis hasil survei terkait kepercayaan publik terhadap partai politik. Hasilnya, 64,07 persen responden menyatakan masih percaya terhadap partai politik di Indonesia.

Sedangkan 35,93 persen lainnya menyatakan tidak percaya terhadap partai politik. Dari 35,93 persen tersebut, 29,64 persen di antaranya menjawab bahwa partai politik tak menampung aspirasi warga. Lalu, 11,76 persen publik menyatakan bahwa partai politik sudah kehilangan ideologi, norma kejujuran, integritas, dan kehormatan.

"Anggapan rusaknya sistem politik 11,54 persen ikut menjadi penyumbang terbesar terhadap ketidakpercayaan terhadap partai politik," Direktur Eksekutif Indopol Survey dan Consulting, Ratno Sulistiyanto.

Selanjutnya, 6,56 persen publik menyebut bahwa partai politik tidak melakukan pembangunan di daerahnya. Kemudian, 4,98 persen lainnya menyatakan bahwa partai politik tidak memberikan paket bantuan kepada warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement