Selasa 26 Jul 2022 19:39 WIB

Bulan Muharram, Waktu yang Penuh Sejarah dan Keutamaan

Bulan Muharram akan segera tiba.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
 Bulan Muharram, Waktu yang Penuh Sejarah dan Keutamaan. Foto:  Awal bulan baru kalender Hijriyah didasarkan pada pergerakan bulan. Ilustrasi
Foto: .
Bulan Muharram, Waktu yang Penuh Sejarah dan Keutamaan. Foto: Awal bulan baru kalender Hijriyah didasarkan pada pergerakan bulan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Dalam waktu dekat, bulan Muharram, salah satu bulan dalam penanggalan Islam akan datang dengan menghadirkan berbagai keistimewaan. Bulan ini juga dikenal dengan momen-momen bersejarah yang terjadi saat Muharram. 

Dilansir dari About Islam, Senin (25/7/2022), keistimewaan Muharram dijelaskan oleh Ketua Dewan Fiqh Amerika Utara, Dr. Muzammil H. Siddiqi. Keistimewaan-keistimewaan itu adalah:

Baca Juga

Peristiwa hijrah

 

 Di bulan Muharram, yang harus diketahui Umat Muslim adalah tentang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah.  Ada banyak pelajaran dalam kisah ini dan dapat membantu kita memahami makna dasar penanggalan hijrah.

Menurut Dr. Muzammil H. Siddiqi, baik untuk diingat bahwa hijrah adalah langkah signifikan bagi pertumbuhan Islam. Dan sejarah mencatat, Islam mendapat manfaat dari peristiwa hijrah. Jika dikaitkan, bahkan kehadiran dan pertumbuhan Islam di Amerika juga datang dari usaha orang-orang yang hijrah ke negeri tersebut dan berjuang di jalan Allah.

Puasa tasua dan asyura

 

Pada bulan Muharram juga ada anjuran Nabi untuk berpuasa, yakni pada tanggal sembilan dan 10 Muharram. Puasa di bulan Muharram bahkan disebut sebagai sebaik-baiknya puasa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim). 

Adapun terkait puasa asyuro, dijelaskan Nabi SAW:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Artinya: “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).

Terkait dalil puasa tasua adalah sebagai berikut:

Dari Ibnu Abbas RA berkata bahwa ketika Nabi SAW melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.

Artinya: “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,

فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ

“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas mengatakan,

فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim). 

Sejarah peristiwa terbunuhnya Husein RA

 

Muharram juga menjadi momen untuk mengingat pengorbanan besar cucu Nabi Muhammad SAW, Al-Husain dan keluarganya RA. Jihad mereka adalah Jihad sejati demi kebenaran dan keadilan. Peristiwa yang menggambarkan keberanian, kesabaran, dan ketekunan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement