Rabu 27 Jul 2022 05:27 WIB

Sejarawan Turki Sebut Kunjungan Wisatawan Hagia Sophia adalah Malapetaka

Masjid Hagia Sophia menerima lebih dari 6,5 juta pengunjung.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.
Foto: Anadolu Agency
Bulan purnama penuh (Supermoon) di atas Hagia Sophia, Istanbul.

REPUBLIKA.CO.ID,  ISTANBUL -- Hagia Sophia di Istanbul, katedral Bizantium abad ke-6, telah menerima lebih dari 6,5 juta pengunjung sejak diubah menjadi masjid pada 2020. Katedral itu pertama kali diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman atas Konstantinopel pada 1453.

Saat itu menandai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Kemudian Hagia Sophia diubah menjadi museum pada 1937, dan pelaksanaan ibadah umat Muslim pun dimulai kembali pada 24 Juli 2020.

Baca Juga

Wakil Mufti Ahmet Aktürkoğlu Istanbul mengatakan, Masjid Hagia Sophia menerima lebih dari 6,5 juta pengunjung sejak diubah kembali menjadi masjid pada Juli 2020. Ada sekitar 120 ribu orang mengunjungi setiap hari selama sembilan hari libur Idul Adha awal bulan ini.

"Hagia Sophia menerima pengunjung sesuai dengan pedoman kesehatan Turki di bawah pandemi virus corona, tetapi saat ini tidak ada kewajiban menggunakan masker," kata Aktürkoğlu, seperti dilansir Ahval News, Selasa (26/7/2022).

Staf di masjid memandu pengunjung untuk bergerak dan membatasi waktu yang dihabiskan di dalam. Masjid ini juga menawarkan kelas tentang tafsir Alquran, dan kehidupan Nabi Muhammad. Hagia Sophia memiliki makna simbolis dan harus dilestarikan baik secara fisik maupun spiritualitas.

Sejarawan lber Ortayl dalam sebuah artikel yang dia tulis untuk harian Hürriyet, menilai, tiga juta pengunjung tahunan adalah malapetaka bagi Hagia Sophia. Monumen harus ditutup untuk pemeliharaan secara teratur, dan pipa serta kanal di bawahnya harus diperiksa dan diperbaiki.

"Ada laporan tentang lantai yang runtuh, dan tidak ada informasi tentang kanal dan lengkungan pendukung di bawah gedung," katanya.

Gerbang Kekaisaran Hagia Sophia rusak pada April lalu, ketika pengunjung membelah kayu untuk mengambil potongan-potongannya. Menurut legenda, gerbang itu terbuat dari kayu yang sama dengan Bahtera Nuh, itulah sebabnya beberapa orang percaya masih menganggapnya suci.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement