Rabu 27 Jul 2022 05:40 WIB

Pembangunan Smelter Nikel di Tanah Bumbu Serap 1.200 Tenaga Kerja

Calon tenaga kerja diprioritaskan dari warga asli Kabupaten Tanah Bumbu.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja bersiap membersihkan lahan dengan alat berat usai seremoni pembangunan pengolahan nikel (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Senin (25/7/2022). Perusahaan nasional PT. Jhonlin Group melalui anak perusahaan PT. Anugrah Barokah Cakrawala membangun smelter nikel berkapasitas 40.000 ton per tahun di atas lahan seluas 329 hektare dalam upaya mendukung program hilirisasi industri yang menjadi prioritas pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Selatan serta mendukung Kalsel sebagai pintu gerbang IKN Nusantara.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Pekerja bersiap membersihkan lahan dengan alat berat usai seremoni pembangunan pengolahan nikel (smelter) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, Senin (25/7/2022). Perusahaan nasional PT. Jhonlin Group melalui anak perusahaan PT. Anugrah Barokah Cakrawala membangun smelter nikel berkapasitas 40.000 ton per tahun di atas lahan seluas 329 hektare dalam upaya mendukung program hilirisasi industri yang menjadi prioritas pembangunan daerah Provinsi Kalimantan Selatan serta mendukung Kalsel sebagai pintu gerbang IKN Nusantara.

REPUBLIKA.CO.ID, TANAH BUMBU -- Pembangunan smelter nikel di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, yang berkapasitas produksi 40.000 ton/tahun akan menyerap sekitar 1.200 tenaga kerja.

"Smelter nikel tersebut merupakan milik PT Anugerah Barokah Cakrawala (ABC) dibangun di atas lahan seluas 329 hektare atau masuk dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) milik Jhonlin Group. Hari ini baru dimulai pembangunannya," kata CEO Jhonlin Group, Ghimoyo.

Baca Juga

Sedangkan calon tenaga kerja yang akan diterima diprioritaskan dari warga lokal atau asli warga Kabupaten Tanah Bumbu.

Ia menjelaskan, bahan baku atau ore nikel didatangkan dari dalam negeri juga didatangkan dari luar negeri, selanjutnya diolah di smelter PT ABC menjadi baterai. "Sumber Ore Smelter PT ABC ini berasal dari wilayah Sulawesi, Kalimantan hingga Australia," jelas Ghimoyo.

Ghimoyo menambahkan, nilai investasi pembangunan smelter nikel PT ABC menelan anggaran kurang lebih mencapai Rp 6 triliun dan ditarget rampung pembangunannya pada tahun depan. Jika smelter nikel PT ABC selesai terbangun, maka akan melengkapi sejumlah fasilitas industri lainnya yang ada di wilayah tersebut seperti pabrik Biodiesel yang memiliki kapasitas produksi mencapai 1500 TPD.

Selain itu juga, pabrik minyak goreng dengan kapasitas produksi 250 TPD, conveyor crusher plant dengan produksi 36 juta/tahun, jetty container dan HSD storage tank 6 X 5000 MT.

Ghimoyo mengungkapkan di lokasi tersebut juga terdapat pembangunan beberapa pabrik seperti pabrik kemasan plastik, areal pergudangan, areal konsesi pelabuhan, Pabrik Plywood, Water Treatment Plant, Container Yard dan Power Plant 200 Mega Watt. "Jika pabrik smelter nantinya akan menyerap 1.200 tenaga kerja maka, kawasan ekonomi khusus tidak menutup kemungkinan akan menyerap 10.000 tenaga kerja," demikian Ghimoyo.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement