Selasa 26 Jul 2022 23:52 WIB

Sigi Kembangkan Kakao dan Kopi Jadi Komoditas Unggulan

Langkah ini sebagai salah satu produk penunjang daya saing Kabupaten Sigi.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memasukkan biji kakao ke dalam karung usai dijemur di Desa Salua, Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (11/10/2021). Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengembangkan kakao dan kopi yang ada di daerah itu untuk menjadi komoditas unggulan. Langkah ini sebagai salah satu produk penunjang daya saing kabupaten tersebut.
Foto: Antara/Basri Marzuki
Petani memasukkan biji kakao ke dalam karung usai dijemur di Desa Salua, Kulawi, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (11/10/2021). Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengembangkan kakao dan kopi yang ada di daerah itu untuk menjadi komoditas unggulan. Langkah ini sebagai salah satu produk penunjang daya saing kabupaten tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SIGI -- Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengembangkan kakao dan kopi yang ada di daerah itu untuk menjadi komoditas unggulan. Langkah ini sebagai salah satu produk penunjang daya saing kabupaten tersebut.

Bupati Sigi Mohamad Irwan, di Sigi, Selasa (26/7/2022), mengemukakan, kakao dan kopi menjadi komoditas perkebunan yang merupakan salah satu sub sektor pertanian, untuk terus dikembangkan oleh pemerintah daerah. "Pengembangan difokuskan pada peningkatan produksi dan produktivitas berbasis pemetaan kawasan perkebunan," ucap Mohamad Irwan.

Baca Juga

Pemkab Sigi telah melakukan pemetaan wilayah potensial kakao meliputi Kecamatan Gumbasa, Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, dan Lindu, serta Palolo. Untuk kopi tersebar di Tompu, Palolo, Pipikoro, Kulawi, Lindu, Marawola, dan Marawola Barat. Sigi, kata Mohamad Irwan turut mendongkrak kontribusi Sulawesi Tengah pada produksi kakao nasional tahun 2020 sebanyak 127,3 ribu ton atau tertinggi se-Sulawesi.

Maka, sebut dia, peningkatan produksi dan produktivitas dilakukan berbasis kawasan perkebunan melalui peremajaan tanaman dengan langkah-langkah berupa pemberian bantuan bibit tanaman unggul, bantuan sarana produksi seperti pupuk, alat mesin pertanian/teknologi.

Sementara untuk kopi, ujar dia, dalam beberapa tahun terakhir pemerintah telah memberikan bantuan bibit kopi arabika sebanyak 539.300 pohon dan kopi robusta 139.000 pohon. Selain bantuan bibit, pemerintah juga memberi bantuan berupa alat pengolahan kopi.

"Di tahun ini Kabupaten Sigi mendapat bantuan pupuk organik cair untuk kopi robusta seluas 100 hektare dan direncanakan di tahun 2023 Kabupaten Sigi mendapatkan alokasi bantuan fasilitas alat pengolahan kopi dari Pemerintah Pusat," ungkapnya.

Selain itu, ia mengutarakan, pemerintah daerah juga menyediakan akses pembiayaan bagi petani kopi dan kakao untuk penunjang operasional pertanian melalui program KUR nol persen. Program kredit usaha rakyat (KUR) nol persen yaitu pemerintah daerah menanggung bunga kredit, sehingga masyarakat atau petani hanya membayar pokok dari pinjaman.

"Fasilitasi pembiayaan kepada petani, diharapkan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam mengatasi keterbatasan modal yang dimiliki petani. Sehingga dapat meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada petani, meningkatkan kapasitas dan daya saing serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja," ungkapnya.

Ia menambahkan, Kabupaten Sigi memiliki luas sebesar 519.602 hektare area yang terdiri dari 390.542,5 hektare area adalah kawasan hutan atau sebesar 75, 17 persen dan sebesar 129,059,5 hektare area merupakan kawasan budidaya dan penggunaan lain sebesar 24, 83 persen. Kabupaten Sigi meletakkan basis perekonomian masyarakat pada sektor pertanian khususnya subsektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan.

PDRB Kabupaten Sigi dari sektor pertanian pada tahun 2021 sebesar 47,80 persen. Sektor pertanian juga memberikan sumbangsih penyediaan lapangan kerja yang besar bagi masyarakat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement