Rabu 27 Jul 2022 09:06 WIB

Negara Eropa Sepakat Menghemat Penggunaan Gas

Penghematan dilakukan untuk mengantisiasi pemotongan aliran gas Rusia di musim dingin

Pabrik penyimpanan gas Reckrod digambarkan di dekat Eiterfeld, Jerman tengah, Kamis, 14 Juli 2022, setelah pipa Nord Stream 1 ditutup karena pemeliharaan. Pemerintah Uni Eropa sepakat Selasa, 26 Juli 2022 untuk menjatah gas alam musim dingin ini untuk melindungi diri mereka dari pemotongan pasokan lebih lanjut oleh Rusia saat Moskow mengejar invasi ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Pabrik penyimpanan gas Reckrod digambarkan di dekat Eiterfeld, Jerman tengah, Kamis, 14 Juli 2022, setelah pipa Nord Stream 1 ditutup karena pemeliharaan. Pemerintah Uni Eropa sepakat Selasa, 26 Juli 2022 untuk menjatah gas alam musim dingin ini untuk melindungi diri mereka dari pemotongan pasokan lebih lanjut oleh Rusia saat Moskow mengejar invasi ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Negara-negara Uni Eropa bersiap untuk pengurangan pasokan gas Rusia lebih lanjut. Pada Selasa (26/7/2022), Eropa menyetujui rencana darurat untuk menekan permintaan, setelah mencapai kesepakatan kompromi untuk mengurangi penggunaan di beberapa negara.

Eropa menghadapi tekanan gas yang lebih ketat mulai Rabu (27/7/2022), ketika perusahaan Rusia Gazprom mengatakan akan memotong aliran melalui pipa Nord Stream 1 ke Jerman hingga seperlima dari kapasitas. Dengan selusin negara Uni Eropa sudah menghadapi pasokan Rusia yang lebih rendah, Brussels mendesak negara-negara anggota untuk menghemat gas dan menyimpannya untuk musim dingin. Ini dilakukan untuk mengantisipasi pemotongan sepenuhnya aliran gas oleh sebagai pembalasan atas sanksi atas perang Ukraina.

Baca Juga

Para menteri energi menyetujui proposal untuk semua negara Uni Eropa untuk secara sukarela memotong penggunaan gas sebesar 15 persen pada periode Agustus-Maret dari rata-rata 2017-2021. Pemotongan dapat dibuat mengikat dalam keadaan darurat pasokan, asalkan mayoritas negara Uni Eropa setuju. Tetapi anggota setuju untuk membebaskan banyak industri dari pemotongan 15 persen tersebut.

Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan perjanjian itu akan menunjukkan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa Eropa tetap bersatu. "Anda tidak akan memisahkan kami," kata Habeck.

Hongaria adalah satu-satunya negara yang menentang kesepakatan itu, kata dua pejabat Uni Eropa. Rusia memasok 40 persen gas Uni Eropa sebelum menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiyy mengatakan Rusia memotong pasokan untuk memaksakan "teror harga" terhadap Eropa.

"Dengan menggunakan Gazprom, Moskow melakukan semua yang bisa dilakukan untuk membuat musim dingin yang akan datang ini menjadi seberat mungkin bagi negara-negara Eropa. Teror harus dijawab - berikan sanksi," katanya dalam pidato video pada hari Selasa.

Gazprom mengatakan pengurangan pasokan dilakukan karena perlunya menghentikan pengoperasian turbin. Kepala energi UE Kadri Simson menepis alasan itu dan menyebut langkah itu memiliki motivasi politik.

Simson mengatakan perjanjian itu harus memastikan negara-negara menyimpan cukup gas untuk bertahan dari musim dingin rata-rata jika Rusia sepenuhnya memotong pasokan sekarang. Akan tetapi musim dingin yang luar biasa akan membutuhkan tindakan yang lebih besar.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement