REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON (AP) -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken bertemu dengan keluarga Shireen Abu Akleh pada Selasa (26/7/2022). Wartawan Palestina-Amerika itu meninggal dunia saat meliput serangan Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat.
"Menteri sangat menghargai kesempatan untuk bertemu dengan keluarga Shireen," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Departemen Luar Negeri mengatakan, Blinken bertemu dengan kerabat reporter Aljazirah dan bersumpah bahwa AS akan menuntut pertanggungjawaban atas kematiannya. "Dia bukan hanya warga negara Amerika, dia adalah seorang reporter yang mengejar kebenaran tanpa rasa takut membuatnya mendapatkan rasa hormat yang mendalam dari penonton di seluruh dunia," ujar Price.
Price mengatakan, Blinken akan menggunakan pertemuan itu untuk menggarisbawahi belasungkawa yang terdalam atas kematian yang tragis kepada keluarga Shireen. "Untuk menegaskan kembali prioritas yang kami lampirkan pada akuntabilitas, sesuatu yang terus kami diskusikan dengan mitra Israel dan Palestina juga," katanya.
Setelah meninjau penyelidikan oleh otoritas Israel dan Palestina, AS menyimpulkan pada 4 Juli, bahwa Shireen kemungkinan dibunuh oleh tembakan Israel, meskipun tidak dengan sengaja. Namun, hasil itu belum secara tegas menyalahkan Israel atas kematiannya dan telah meninggalkan pertanyaan pertanggungjawaban kepada Israel.
Kerabat Shireen, termasuk saudara laki-lakinya Tony serta keponakannya Lina dan Victor telah mencoba untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden. Keinginan ini sebagai upaya menekan Israel untuk mempertanggungjawabkan kematian saudaranya.
Blinken mengundang mereka untuk mengunjungi Washington setelah Biden tidak dapat menemui saat berkunjung ke Israel dan wilayah Palestina awal bulan ini. "Kami berada di Washington, DC, untuk menuntut penyelidikan AS yang menyeluruh, kredibel, independen, dan transparan atas pembunuhan militer Israel terhadap Shireen kami yang tercinta,” kata keluarga itu dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu menyebut kesimpulan AS pada 4 Juli sebagai penghinaan terhadap keadilan yang memungkinkan Israel menghindari pertanggungjawaban atas pembunuhan anggota keluarga mereka. "Ini benar-benar tidak dapat diterima bagi kami. Jika kami membiarkan pembunuhan Shireen tersapu di bawah karpet, kami mengirim pesan bahwa kehidupan warga AS di luar negeri tidak penting, bahwa kehidupan warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan Israel tidak penting, dan bahwa jurnalis paling berani di dunia, mereka yang menutupi dampak manusia dari konflik bersenjata dan kekerasan, dapat dikorbankan," ujarnya.
Sebuah rekonstruksi oleh Associated Press memberikan dukungan kepada saksi mata Palestina yang mengatakan jurnalis itu ditembak oleh pasukan Israel. Investigasi oleh CNN, The New York Times, dan The Washington Post, serta pemantauan oleh kantor hak asasi manusia PBB, mencapai kesimpulan yang sama.