Rabu 27 Jul 2022 14:04 WIB

Tangisan Pilu Ibu Brigadir J Memanggil Istri Ferdy Sambo

Pembongkaran makam Brigadir J untuk mengidentifikasi ulang luka penyebab kematian.

Rep: Mabruroh/ Red: Ilham Tirta
Ibu almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak (kedua kanan) didampingi kerabat mendatangi makam anaknya sebelum pembongkaran di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). Makam Brigadir J dibongkar kembali untuk kepentingan autopsi ulang atas permintaan keluarga dalam mencari keadilan dan pengungkapan kasus.
Foto: ANTARA/Wahdi Septiawan
Ibu almarhum Brigadir Polisi Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak (kedua kanan) didampingi kerabat mendatangi makam anaknya sebelum pembongkaran di Sungai Bahar, Muarojambi, Jambi, Rabu (27/7/2022). Makam Brigadir J dibongkar kembali untuk kepentingan autopsi ulang atas permintaan keluarga dalam mencari keadilan dan pengungkapan kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rosti Simanjuntak menangis histeris saat makam anaknya, Brigadir J kembali dibongkar pada Rabu (27/7/2022). Rosti tak bisa menghentikan air matanya sejak pertama kali menginjakkan kaki di makam anaknya di Desa Suka Makmur, Kabupaten Muaro Jambi.

Tangisannya menggugah kerabat yang turut hadir di lokasi ikut menangis. Rosti juga sesekali histeris memohon bantuan dan kekuatan dengan menyebut nama Tuhan.

Baca Juga

Di tengah tangisannya, guru sekolah dasar ini beberapa kali menyebut nama istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Rosti seakan kecewa dengan wanita itu dan menganggapnya sebagai penyebab kematian anaknya. "Mana bu Putri! Mana tanggung jawabmu bu Putri! kebohongan itu- kebohongan itu! kamu punya anak. Kamu seorang ibu, Mana nalurimu seorang Ibu? Mana bu Putri?!" teriak Rosti dengan lantang, seperti tersiar dari akun YouTube Tribun Pontianak, Rabu (27/7/2022).

Jenazah Brigadir J kemudian dibawa ambulan untuk proses autopsi ulang. Autopsi ulang merupakan permintaan pihak keluarga Brigadir J yang meragukan autopsi pertama yang dilakukan pihak kepolisian. Keraguan ini muncul lantaran pihak keluarga curiga dengan banyaknya luka di tubuh Brigadir J, dari luka lebam hingga jari-jari yang patah. Keluarga curiga bahwa Brigadir J mengalami penganiayaan sebelum mati ditembak.

Brigadir J merupakan ajudan yang bertugas di rumah keluarga Irjen Ferdy Sambo. Polisi menyatakan J terlibat baku tembak dengan Bharada E yang juga ajudan Ferdy Sambo.

Polisi juga menyebut J melakukan pelecehan seksual kepada Istri Ferdy Sambo ketika suaminya pergi keluar rumah. Bharada E yang mendengar teriakan istri komandannya, lantas segera menuju asal suara.

Namun, semua itu dibantah oleh keluarga J dengan membuat laporan pembunuhan.

Pihak keluarga tidak percaya Brigadir J melakukan hal tidak terhormat pada sosok yang selama ini dihormatinya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement