REPUBLIKA.CO.ID, WUHAN -- Kota Wuhan, China telah memerintahkan beberapa bisnis dan transportasi umum tutup setelah pihak berwenang mencatat empat kasus Covid-19. Distrik Jiangxia di Wuhan mengatakan pada Rabu (27/7/2022) akan melarang acara kelompok besar dan makan di restoran.
Pemerintah daerah Jiangxia juga akan menutup tempat hiburan umum dan pasar pertanian. Pihaknya juga akan menangguhkan layanan bus dan kereta bawah tanah selama tiga hari ke depan.
"Pihak berwenang juga mendesak warga untuk tidak meninggalkan daerah selama periode tiga hari dan para pelancong untuk menghindari masuk," kata pemerintah daerah seperti dikutip laman Aljazirah, Rabu.
Pembatasan itu dilakukan setelah pejabat di pusat kota berpenduduk 11 juta orang itu mengatakan telah mendeteksi dua kasus selama pengujian massal reguler. Sementara dua kasus lagi ditemukan saat menyaring individu yang kontak dekat.
Di bawah kebijakan ultra-ketat "nol Covi" China, pihak berwenang di seluruh negeri telah memberlakukan penguncian dan pengujian massal yang mempengaruhi jutaan orang di daerah-daerah bahkan jika hanya beberapa infeksi telah terdeteksi. China mengklaim memiliki salah satu angka kematian Covid-19 terendah di dunia.
Namun strategi tanpa toleransi Covid-19 telah menimbulkan biaya ekonomi dan sosial yang besar yang telah menimbulkan pertanyaan tentang keberlanjutan upaya menghilangkan infeksi saat pandemi memasuki tahun ketiga. Ekonomi China tumbuh hanya 0,4 persen tahun ke tahun di kuartal kedua, laju paling lambat sejak dimulainya pandemi.
Ini dikarenakan penguncian di kota-kota besar, termasuk Shanghai yang membuat aktivitas ekonomi terhenti. Pekan lalu, Bank Pembangunan Asia memangkas perkiraan pertumbuhan 2022 untuk China menjadi 4 persen, turun dari 5 persen pada April.
China telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 5,5 persen untuk tahun ini. Meski target ini diragukan oleh banyak ekonom akan dapat dicapai di bawah aturan pandemi yang keras di Beijing.