Rabu 27 Jul 2022 18:55 WIB

Gempa Filipina Telan Empat Korban Jiwa dan 60 Terluka

Gempa kuat yang melanda pulau Luzon telah menewaskan empat orang dan melukai 60 orang

Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos mengatakan pada Rabu (27/7/2022), bahwa gempa kuat yang melanda pulau Luzon telah menewaskan empat orang dan melukai 60 orang lainnya.
Foto: Karl Norman Alonzo/Presidential Photographers
Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos mengatakan pada Rabu (27/7/2022), bahwa gempa kuat yang melanda pulau Luzon telah menewaskan empat orang dan melukai 60 orang lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA - Menteri Dalam Negeri Filipina Benjamin Abalos mengatakan pada Rabu (27/7/2022), bahwa gempa kuat yang melanda pulau Luzon telah menewaskan empat orang dan melukai 60 orang lainnya.

"Dua orang tewas di provinsi Benguet, satu di provinsi Abra, dan satu lagi di provinsi lain," kata Menteri Dalam Negeri Benjamin Abalos dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.

Baca Juga

Para pejabat mengatakan, seorang penduduk desa meninggal ketika dia terkena lempengan semen yang jatuh di rumahnya di Abra. Di wilayah itu setidaknya 25 lainnya terluka dan sebagian besar dirawat di rumah sakit.

Seorang pekerja konstruksi tertimpa puing-puing dan meninggal di kota pegunungan La Trinidad yang tumbuh stroberi di provinsi Benguet, di mana beberapa jalan ditutup oleh tanah longsor dan batu-batu besar. Lima orang terluka ketika batu dan puing menghantam SUV mereka dan sebuah truk di jalan lereng bukit di Provinsi Pegunungan dekat Benguet.

Gempa berkekuatan 7,1 SR mengguncang pulau Luzon di Filipina pada Rabu (27/7/2022). Getaran kuat terasa di banyak daerah termasuk di ibu kota Manila. pusat gempa berada sekitar 11 km timur-tenggara kota Dolores di provinsi Abra.

Kementerian Transportasi Filipina menyatakan, gempa terasa kuat di Manila. Sistem kereta bawah tanah kota itu telah dihentikan pada jam-jam sibuk setelah gempa. Gedung senat di ibu kota juga dievakuasi.

Direktur badan seismologi Filipina Renato Solidum mengatakan kepada stasiun radio DZMM, bahwa gempa tersebut dapat menyebabkan kerusakan di Abra, tetapi tidak terlihat kerusakan di Manila. "Di ibu kota tidak merusak. Saya kira tidak berpengaruh pada struktur tapi bagus untuk memeriksa fasilitas vital seperti MRT," ujarnya.

Filipina secara teratur diguncang gempa karena lokasinya di "Cincin Api" Pasifik, busur aktivitas seismik intens yang membentang dari Jepang melalui Asia Tenggara dan melintasi cekungan Pasifik. Gempa Rabu adalah yang terkuat yang tercatat di Filipina dalam beberapa tahun.

Pada Oktober 2013, gempa berkekuatan 7,1 melanda Pulau Bohol di Filipina tengah yang menewaskan lebih dari 200 orang dan memicu tanah longsor. Gereja-gereja tua di tempat kelahiran Katolik di Filipina rusak parah. Hampir 400.000 orang mengungsi dan puluhan ribu rumah rusak.

Gempa kuat mengubah lanskap pulau dan pecahan tanah mendorong hamparan tanah hingga tiga meter dan menciptakan dinding batu di atas pusat gempa. Pada 1990, gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter di Filipina utara menciptakan retakan tanah yang membentang lebih dari seratus kilometer.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement