Rabu 27 Jul 2022 18:08 WIB

Setelah Citayam Fashion Week, Kini Muncul Jam Gadang Fashion Week

Polisi menyarankan, Jam Gadang Fashion Week tak digelar di jalan raya.

Anak muda berpose di Citayam Fashion Week. Setelah Citayam Fashion Week, kini muncul Jam Gadang Fashion Week. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Anak muda berpose di Citayam Fashion Week. Setelah Citayam Fashion Week, kini muncul Jam Gadang Fashion Week. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Fenomena street fashion tidak hanya ada di Jakarta. Di Bukittinggi, Sumatra Barat, ada hype serupa Citayam Fashion Week (CFW) yaitu Jam Gadang Fashion Week.

Polres Bukittinggi menyarankan, kegiatan Jam Gadang Fashion Week oleh generasi muda tidak digelar di jalan raya yang merupakan fasilitas umum. "Terkait viralnya kegiatan fashion week di Jakarta yang ternyata pengaruhnya sampai ke Kota Bukittinggi, kami menyarankan digelar di tempat yang lebih representatif," kata Kasatlantas Polres Bukittinggi, AKP Ghanda Novidiningrat, di Bukittinggi, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga

Dalam kaitan itu, peragaan busana di jalanan yang mulai dikenal dari kalangan anak muda Jakarta mulai memengaruhi beberapa daerah di Indonesia, termasuk juga Kota Bukittinggi yang dilabeli nama Jam Gadang Fashion Week atau JGFW. Dia mengatakan, JGFW yang terlaksana di jalan sekitar wilayah Jam Gadang dipastikan mengganggu pengguna jalan raya.

"Saya selaku Kasatlantas mendukung dengan pertumbuhan kreativitas kaum milenial saat ini, namun alangkah lebih baiknya apabila kegiatan kreativitas itu bagusnya tidak mengganggu kepentingan masyarakat lain, mungkin tidak semua terganggu, tapi pasti ada yang terganggu," kata Ghanda.

Dia menyarankan JGFW digelar di tempat yang lebih luas sehingga penikmat kreativitas itu tidak terganggu. "Saya rasa tempat yang lebih pas yaitu di pelataran Jam Gadang karena lahannya lebih luas daripada ruas jalan raya yang ada," katanya.

Salah seorang pelopor JGFW, Andika, mengatakan dirinya mendukung ketertiban umum dan di pagelaran pertama yang viral juga tidak mengganggu pengguna jalan. "JGFW itu awalnya terjadi karena kebetulan, kami memiliki tim ahli tata rias dari mahasiswa juga menampilkan tatanan busana Adat Minangkabau di Jalan sekitar Jam Gadang, respons masyarakat sangat luar biasa, Alhamdulillah," kata Andika.

Dia menyebut, proses pemotretan kepada lima model yang ditampilkan tidak mengganggu jalanan saat itu karena mereka terus berjalan tanpa berkumpul di garis pelintas jalan. "Memang sisi uniknya sesuai ala Citayam Fashion Week adalah pemotretan di zebra cross, kami tetap melintas tanpa bertumpuk dan tidak membuat macet sambil difoto," katanya.

Andika merencanakan kegiatan serupa akan digelar kembali pada akhir pekan dan dipindahkan lokasi ke halaman Taman Jam Gadang. "Tentu kami siap bekerja sama demi kebaikan dan kepatuhan ketertiban umum, insya Allah JGFW akan menjaga maruah adat dan budaya Minangkabau juga, mohon dukungan," ujarnya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement