Kamis 28 Jul 2022 08:01 WIB

Palestina Berupaya Hentikan Erosi Pantai di Gaza

Gelombang laut yang setinggi 6 meter pada tahun lalu mulai mengikis jalan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Warga Palestina menikmati pantai di sepanjang Laut Mediterania selama liburan Jumat mereka di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Jumat, 22 Juli 2022. Pihak berwenang di Gaza telah memerintahkan agar balok-balok beton raksasa diletakkan di sepanjang garis pantai untuk mengatasi erosi.
Foto: AP Photo/Hatem Moussa
Warga Palestina menikmati pantai di sepanjang Laut Mediterania selama liburan Jumat mereka di Beit Lahia, Jalur Gaza utara, Jumat, 22 Juli 2022. Pihak berwenang di Gaza telah memerintahkan agar balok-balok beton raksasa diletakkan di sepanjang garis pantai untuk mengatasi erosi.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pihak berwenang di Gaza telah memerintahkan agar balok-balok beton raksasa diletakkan di sepanjang garis pantai untuk mengatasi erosi. Penempatan balok tersebut bertujuan  untuk melawan gelombang yang semakin kuat, yang telah menggerogoti fondasi beberapa kafe dan bangunan di tepi laut.

Namun para pejabat, penduduk di daerah pantai dan para ahli khawatir barikade beton mungkin tidak mampu menahan  badai musim dingin. Gelombang tinggi dapat menyebabkan runtuhnya jalan di sekitar tepi pantai dan dapat menghancurkan rumah.

Baca Juga

Seorang pejabat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan yang di bawah Hamas yang berkuasa di Gaza, Nasser Thabit, mengatakan, tinggi gelombang laut tahun lalu mencapai hingga 6 meter. Tingginya gelombang laut disebabkan karena dampak perubahan iklim, dan mulai mengikis tepi jalan.

"Ada beberapa daerah rawan di Jalur Gaza yang akan terkena dampak langsung dari naiknya air laut. Dikhawatirkan, jika gelombang semakin tinggi dapat menyebabkan bencana, dan menenggelamkan banyak daerah pemukiman," ujar Thabit.

Thabit mengatakan intervensi jangka panjang yang tepat yaitu memasang pemecah gelombang vertikal dan dinding penahan di sepanjang pantai atau setidaknya di bagian pantai yang paling berisiko. Pemasangan pemecah gelombang dapat menelan biaya sekitar 150 juta dolar AS. Thabit telah meminta bantuan dari donor internasional.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement