Kamis 28 Jul 2022 13:51 WIB

Puing Roket China Diprediksi Jatuh tak Terkendali di Atmosfer, Berbahaya?

China akan melacak sisa roket yang jatuh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Dwi Murdaningsih
Roket Long March-5B
Foto: xinhua
Roket Long March-5B

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengatakan sisa-sisa besar roket yang baru saja diluncurkan diperkirakan akan masuk kembali dengan tidak terkendali ke atmosfer. Beijing mengatakan akan melacaknya tapi menegaskan puing-puing itu tidak menimbulkan resiko besar pada orang di bumi.

Roket Long March 5B diluncurkan pada Ahad (24/7/2022) lalu untuk mengirimkan modul laboratorium ke stasiun luar angkasa China yang baru yang sedang dibangun di orbit. 

Baca Juga

Pakar dari Amerika mengatakan dalam dua penerbangan pertama seluruh inti roket yang sepanjang 30 meter dan seberat 22 ton sudah mencapai orbit rendah dan diperkirakan akan jatuh ke bumi saat retakan atmosfer menariknya ke bawah.

Badan roket akan hancur saat jatuh melalui atmosfer tapi puing-puingnya cukup besar sehingga kemungkinan akan terus bertahan sampai masuk ke hujan puing di sebuah bidang sepanjang 2.000 kilometer dengan luas 70 kilometer.

Posisi puing jatuh tidak mungkin diketahui sebelumnya, walaupun pakar dapat mempersempit zona dampak beberapa hari sebelum masuk ke orbit.

Data pelacakan terakhir pusat penelitian Aerospace Corp.  menunjukan puing akan masuk kembali sekitar pukul 00.24 Ahad waktu Amerika.

Pakar dari Aerospace Ted Muelhaupt mengatakan kemungkinan puing-puing akan menimpa orang atau properti rendah mengingat 75 persen permukaan bumi adalah air, gurun dan hutan. Namun ada resiko puing-puing itu jatuh di daerah pemukiman.

Roket Long March 5B lainnya pernah jatuh di Pantai Gading pada Mei 2020. Muelhaupt mengatakan tidak ada laporan korban luka tapi beberapa bangunan di negara Afrika Barat itu rusak.

Berbeda dari Amerika Serikat dan negara-negara yang juga menjelajah luar angkasa mengeluarkan biaya tambahan untuk merancang roket mereka tidak masuk ke Bumi dengan tidak terkendali. Setelah puing stasiun luar angkasa NASA Skylab jatuh ke Australia pada tahun 1979.

Keseluruhan kemungkinan seseorang terluka atau tewas karena puing roket yang jatuh hanya 1 per 1.000 sampai 1 per 230. Jauh dari angka disepakati internasional yaitu 1 per 10.000.

Namun, kata Muelhaupt, resikonya pada satu orang sangat rendah hanya enam per 10 triliun. Jauh lebih rendah dari kemungkinan tersambar petir yang sekitar 80 ribu kali lebih besar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian mengatakan kemungkinan puing itu menimbulkan kerusakan pada penerbangan atau orang dan properti sangat rendah. Ia mengatakan hampir semua komponen roket akan hancur saat masuk ke bumi.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement