REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berupaya mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca khususnya dengan cara mereduksi kadar karbon dioksida (CO2). Untuk itu, BRIN terus mengintensifkan pengembangan teknologi rendah karbon untuk mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca khususnya C02.
Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Dr. Cuk Supriyadi mengatakan, upaya tersebut dilakukan dengan memperkuat riset dan inovasi di berbagai bidang melalui pengembangan teknologi rendah karbon. "Ada tujuh ruang lingkup dalam pelaksanaan riset dan teknologi. Ruang lingkup pertama mengenai riset di bidang perencanaan, analisis dan optimasi sistem energi melalui pemodelan energi mulai dari sisi penyediaan maupun sisi penggunaan energi," katanya dalam webinar "Riset dan Inovasi di Bidang Energi dan Manufaktur untuk Mendukung Kemandirian Bangsa" yang diakses secara daring dari Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Kedua, riset di bidang teknologi termodinamika sistem konversi energi mulai dari pembangkit termal, sistem tata udara, sistem penukar kalor dan sistem pendingin. Ketiga, riset teknologi hemat energi dan rendah emisi pada konversi energi fosil.
Keempat, riset di bidang teknologi pemanfaatan energi baru dan terbarukan meliputi energi surya, tata air, panas bumi, hidrogen, biomassa dan energi alternatif lainnya. Kelima riset di bidang teknologi sistem penggerak dengan energi fosil dan energi alternatif lainnya yang efisien, handal dan rendah emisi.
Keenam, riset teknologi kelistrikan yang mendukung energi baru dan terbarukan yaitu sistem jaringan cerdas, sistem monitoring energi dan lain sebagainya. Ketujuh, riset teknologi konservasi energi yang meliputi manajemen energi, teknologi hemat energi dan audit energi pada sektor pembangkit listrik, rumah tangga, transportasi, bangunan dan industri, serta lain sebagainya.
"Sebagai contoh, riset yang telah dibuat adalah riset sistem optimasi energi, ada dua subtopik pertama adalah kajian potensi energi baru dan terbarukan dan kedua optimasi sistem energi nasional," katanya.
Dari riset sistem optimalisasi energi tersebut, kata dia, telah disusun skenario transisi energi, kajian kebutuhan dan penyediaan energi, hingga kajian tekno-ekonomi dan lingkungan terkait teknologi energi. "Diharapkan hasil riset akan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dalam rangka mendukung kemandirian bangsa," katanya.