REPUBLIKA.CO.ID, PORT-AU-PRINCE -- Geng-geng Haiti baku tembak satu sama lain di ibu kota Port-au-Prince. Kekerasan ini menghancurkan venue utama dan pasar di pusat kota.
Salah satu video menunjukkan seorang pria berlari ke arah polisi sambil menunjukan tangan mereka di udara. Sementara terdengar suara tembakan di mana-mana. Sebelumnya pada bulan ini kekerasan antara geng bersenjata Haiti di luar ibu kota menewaskan ratusan orang.
Pada Rabu (27/7/2022) gereja katedral Port-au-Prince juga kebakaran dan rusak sebagian sebelum pemadam kebakaran berhasil menjinakkan api. Asal api belum diketahui tapi diyakini berkaitan dengan perang antar-geng.
Di tengah baku tembak, Inspektur Jenderal Penjara di Port-au-Prince Pierre Rene Francois mengatakan para narapidana membobol sel mereka dan berkumpul di lapangan penjara untuk kabur tapi tidak berhasil. Tembakan dilaporkan juga terdengar di Kota Cite Soleil. PBB mengatakan bentrokan antar geng di kota itu yang pecah sejak awal Juli menewaskan, melukai dan menghilangkan 471 orang.
Kekerasan geng bersenjata melonjak tajam sejak Presiden Jovenel Moise tewas dibunuh. Kematiannya menciptakan kevakuman politik di Haiti yang dimanfaatkan kelompok penjahat untuk memperluas wilayah kekuasaan mereka. Pada Mei lalu aktivis hak asasi mengatakan konfrontasi geng bersenjata telah menewaskan hampir 150 orang.