REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Departemen Geofisika dan Meteorologi Dr Perdinan mengapresiasi acara Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari yang diadakan di Masjid Istiqlal pada 28-29 Juli 2022. Acara tersebut dilaksanakan dari sejumlah kolaborator yang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Republika, Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP) Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Istiqlal Global Fund (IGF).
“Ini keren banget. Karena sudah lama isu perubahan iklim lalu berevolusi sampai krisis iklim yang bagaimana membuat partisipasi publik, semua orang terlibat,” kata Perdinan di Masjid Istiqlal, Kamis (28/7/2022).
Keterlibatan publik memang sudah ada dalam Persetujuan Paris, sebagai kesepakatan seluruh negara. Perdinan mengatakan dengan adanya acara seperti ini digelar, diharapkan banyak aksi-aksi nyata untuk mengatasi permasalahan perubahan iklim, khususnya, pada aksi iklim.
“Aksi iklim sebenarnya apa saja yang dilakukan untuk menyelamatkan bumi terkait dengan dampak perubahan iklim, seperti menurunkan emisi gas rumah kaca,” ujarnya.
Perubahan iklim memang sudah diperbincangkan banyak orang. Namun, yang perlu diperhatikan apakah permasalahan itu juga dipahami oleh masyarakat kecil. Sebab, mereka juga mempunyai masalah sendiri, misal, terkait ekonomi.
Terlepas dari itu, mereka sudah merasakan dampaknya. Yang paling sederhana adalah suhu terasa semakin panas. Hampir di berbagai ruangan saat ini menggunakan penyejuk udara atau air conditioner (AC).
Perdinan berharap ke depannya akan ada semacam audiensi publik dari kongres ini.
“Kalau memang mungkin, nanti ada semacam audiensi publik atas hasil kongres ke masyarakat secara umum, misal menggunakan media sosial Itu hal yang luar biasa. Selain lanjutan indikasi bahwa rumusan dijalankan juga dilaporkan ke pemerintah sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memerangi perubahan iklim,” tambahnya.