Kamis 28 Jul 2022 18:51 WIB

Perkuat Peran Masjid, Kemenag akan Gelar Festival Masjid Nasional

Masjid berperan sebagai pusat peradaban masyarakat Islam di Indonesia.

Red: Ani Nursalikah
Pengunjung melihat Al Quran berukuran besar dengan panjang 1,75 meter, lebar 1,15 meter dan berat 40kg yang dipajang di Masjid Fatimah Solo, Jawa Tengah, Ahad (10/4/2022). Al Quran yang ditulis diatas kulit unta tersebut merupakan peninggalan dari Paku Buwono X dan menjadi ikon Masjid Fatimah di Kota Solo.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Pengunjung melihat Al Quran berukuran besar dengan panjang 1,75 meter, lebar 1,15 meter dan berat 40kg yang dipajang di Masjid Fatimah Solo, Jawa Tengah, Ahad (10/4/2022). Al Quran yang ditulis diatas kulit unta tersebut merupakan peninggalan dari Paku Buwono X dan menjadi ikon Masjid Fatimah di Kota Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Festival Masjid Nasional dalam upaya memperkuat peran masjid sebagai pusat peradaban masyarakat Islam di Indonesia.

"Kita akan menyelenggarakan Festival Masjid Nasional. Festival ini bertujuan memperkuat peran masjid dalam berbagai sisi," kata Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Adib di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Ia menjelaskan puncak Festival Masjid Nasional 2022 akan beriringan dengan peresmian Masjid Muhammad Bin Zayed (MBZ) Solo yang dirancang mirip Grand Mosque di Abu Dhabi. Saat peresmian nanti, rencananya akan dihadiri Presiden Joko Widodo dan Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) selaku Putra Mahkota Abu Dhabi pada November mendatang.

"Jadi puncak Festival Masjid Nasional akan beriringan dengan peresmian Masjid MBZ. Kita berharap peran masjid semakin kuat sebagai pusat perkembangan ekonomi umat, pusat kreativitas, pusat peningkatan literasi umat melalui masjid, dan peran lainnya," kata dia.

Dia berharap festival ini akan membuat masyarakat kembali ke masjid memperkuat kohesi sosial, terutama menghadapi agenda-agenda politik. Karena tidak jarang masjid dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis.

Menurutnya, jika kondisi tersebut dibiarkan akan menimbulkan segregasi sosial. "Jangan sampai kepentingan politik praktis itu masuk ke masjid. Itu jangan sampai terjadi. Jadi bagaimana kita menjadikan masjid sebagai pemersatu umat, bukan pemecah belah," kata Adib.

Koordinator Fungsi Kepustakaan Islam Kemenag Abdullah Alkholis mengatakan berbagai persiapan terus dilakukan demi mematangkan gelaran festival. "Kita menggelar diskusi untuk mematangkan naskah Festival Masjid Nasional. Misalnya nanti pembahasan teknis pelaksanaan, termasuk syarat peserta, dan lain-lain. Sesuai rencana, kita akan menggulirkan acara ini sebagai agenda rutin tahunan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement