REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menkopolhukam Mahfud MD, mengatakan pemerintah telah mengidentifkasi sejumlah titik rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pemerintah memprediksi karhutla terjadi pada Agustus-September mendatang.
"Itu sudah kita identifikasi di titik mana yang rawan, itu sudah diidentifikasi," kata Mahfud usai Rapat Koordinasi Khusus penanganan Karhutla 2022 di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta, Kamis (28/7/2022).
Mahfud mengungkapkan sejumlah daerah yang rawan terjadi karhutla antara lain Riau, Sumatera Selatan. Sejumlah provinsi di pulau Kalimantan yang juga menjadi titik rawan terjadi bencana karhutla yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. "Kita perlu kerja sama untuk (penanganan karhutla) itu, jadi identifikasi itu tadi sudah ada," ucapnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK, Laksmi Dhewanthi, mengatakan KLHK melakukan pemantauan baik di lahan mineral maupun lahan gambut. Pihaknya juga sudah melakukan pendekatan identifikasi provinsi yang rawan terjadi kebakaran hutan.
"Jadi ada beberapa provinsi yang memang sudah menjadi bagian atau diklaster menjadi rawan kebakaran hutan, termasuk Riau, Jambi, Sumsel, Kalbar, Kalteng, ada 11 kalau tidak salah. Di daerah itu kita tentu saja melakukan pemantauan atau pencegahan yg lebih dibanding dengan provinsi lain," jelasnya.
Namun demikian KLHK tetap akan melakukan pemantauan di seluruh provinsi. Menurutnya bukan tidak mungkin titik-titik api muncul api di luar provinsi yang rawan terjadi karhutla. "Prinsipnya adalah mencegah agar tidak terjadi titik-titik api. Yang kedua apabila ada api maka api itu tidak akan sempat menjadi besar," ucapnya.