Kamis 28 Jul 2022 21:55 WIB

Strategi Ekonomi Syariah Dukung Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Kebijakan ekonomi syariah harus berjalan selaras dengan strategi ekonomi nasional.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman. Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan, respons kebijakan ekonomi syariah harus berjalan selaras dengan strategi ekonomi nasional. Hal ini sebagai salah satu upaya mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aida S Budiman. Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan, respons kebijakan ekonomi syariah harus berjalan selaras dengan strategi ekonomi nasional. Hal ini sebagai salah satu upaya mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Gubernur Bank Indonesia Aida S Budiman mengatakan, respons kebijakan ekonomi syariah harus berjalan selaras dengan strategi ekonomi nasional. Hal ini sebagai salah satu upaya mendukung stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

"Ini penting karena ekonomi syariah tidak terlepas dari ekonomi nasional," kata Aida dalam Upacara Pembukaan Festival Ekonomi Syariah Kawasan Indonesia Timur Indonesia (KTI), Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Aida menilai ekonomi syariah dapat mendukung perekonomian nasional seiring dengan pertumbuhannya yang pesat. Pada kuartal I 2022, menurut Aida, sektor aktivitas usaha syariah tumbuh 4,73 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. 

Selain itu, pertumbuhan ekonomi syariah juga didukung oleh bisnis model yang kuat karena menganut nilai universal, tahan terhadap siklus ekonomi, dan mempunyai penetrasi yang kuat kepada ekonomi daerah. 

Aida mengatakan terdapat tiga strategi guna mendorong akselerasi pengembangan ekonomi syariah di tengah tantangan ketidakpastian global. Pertama, menyelaraskan pengembangan ekonomi syariah untuk akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan. 

Kedua, penguatan kelembagaan untuk pengembangan eksyar melalui penguatan Rantai Nilai Halal (RNH) yang dilakukan dengan end-to-end, sehingga menghasilkan produk lokal berkualitas tinggi. Ketiga, memanfaatkan teknologi digital, yang juga bisa meningkatkan inklusivitas. 

"Penggunaan teknologi digital pada masa pandemi telah membuka peluang bisnis baru yang lebih luas dan lebih cepat mencakup antar daerah, lintas provinsi, hingga antar negara," jelas Aida. 

Produk halal yang ditransaksikan di e-commerce dan marketplace sudah mencapai Rp 10,82 triliun selama periode Januari-Mei 2022. Angka ini tumbuh 23 persen dari periode tahun lalu. Untuk itu, BI terus memastikan transaksi ekonomi dan keuangan syariah bisa dilakukan dengan cepat mudah murah aman dan andal. 

BI saat ini sedang mengembangkan dua program utama terkait digitalisasi. BI tengah mengupayakan agar QRIS bisa diakses lintas negara. Sementara untuk sistem pembayaran, BI sudah mengembangkan layanan BI-Fast dengan biaya transfer murah. 

Sebagai informasi, Fesyar KTI merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road to ISEF (Indonesia Sharia Economic Festival) yang ke-9. Digelar secara hybrid selama 28-31 Juli 2022,  rangkaian kegiatan Fesyar terdiri dari Sharia Economic Forum dan Sharia Fair.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement